Pertemuan

769 88 7
                                    

"Bibi! Awas!"

Seorang gadis remaja yang baru saja berteriak dengan lantang kini langsung berlari dan menarik sebuah tangan seorang wanita yang hampir saja akan tertabrak oleh sepeda motor

"B-bibi tidak apa apa kan? Apa bibi terluka?" Tanyanya khawatir

Wanita lain yang baru saja terselamatkan dari tabrakan sepeda motor itu pun kini memegang dadanya terkejut.

"Astaga, aku tidak apa apa. T-terimakasih, nak" katanya sambil berusaha mengatur nafasnya yang terengah engah

"Tidak masalah. Tapi lain kali bibi harus hati hati. Ini jalan yang rawan" balas remaja itu

"Iya terimakasih, nak. Kau sudah menyelamatkan ku tadi. Jika tidak mungkin..."

"Tidak apa, bibi. Yang terpenting, bibi baik baik saja"

"Mmm. Kau manis sekali! Boleh kutahu namamu, cantik?"

Wanita yang baru saja telah diselamatkan itu kini malah memegang sebelah pipi anak gadis itu dengan lembut.

Berharap jika gadis remaja ini mau memberitahu namanya padanya

"Soodam. Namaku Bae Soodam"

"Namamu sangat indah! Kau juga sangat manis dan cantik" puji bibi itu

"Terimaksih. B-bibi sendiri?" tanya balik Soodam

"Namaku Jisoo. Kim Jisoo" jawabnya

Seorang wanita yang jelas terlihat lebih tua dari Soodam itu pun kini malah menatap Soodam dengan tatapan yang mengamati

"Wajahmu... Mengingatkan ku kepada seseorang. Tapi, apa yang sedang kau lakukan di sini, nak?" Tanya Jisoo lagi

"Aku sedang menunggu ibuku. Tapi tiba tiba saja aku tidak sengaja melihat bibi hampir akan tertabrak tadi, jadi aku datang untuk menarik bibi" jelas Soodam

"Ah bagitu. Eum—ngomong ngomong, kau masih SMA, ya?"

Kedua wanita itu kini malah terlihat asik mengobrol di pinggir jalan.

Soodam yang merasa nyaman akan sikap hangat Jisoo padanya, dan Jisoo yang semakin penasaran dengan paras cantik milik Soodam.

Keduanya seakan mempunyai ketertarikan di masing masing dirinya untuk tetap saling berbincang bincang

"Iya"

"Seharusnya, aku juga memiliki seorang anak yang seumuran dengan mu" kata Jisoo dengan pelan

Walau begitu,

Soodam tentu masih bisa mendengar apa yang bibi cantik itu katakan padanya walau pelan

"Mmm. Maaf jika aku lancang untuk bertanya. Tapi bolehkah aku tahu ke mana anak bibi?" tanya Soodam yang penasaran

Jisoo kini menatap sedih ke arah bawah sambil mencetak senyuman kecutnya sekarang

Ada perasaan sedih yang jelas bisa terbaca di dalam ekspresinya saat ini

"Aku tidak memiliki anak. Tuhan masih belum menganugrahi aku dan suamiku sepertinya. Entah tuhan masih belum menganugrahinya, atau tuhan memang tidak mau memberikan anugrah itu, entah lah. Bibi sendiri tidak tahu"

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang