Irene Yang Khawatir

355 44 14
                                    

"Shh ahh shit! Kenapa masih terasa perih sekali?" Gerutu Suho

Benar adanya,

Di kamarnya yang luas ini,

Suho sang CEO terkenal itu kini tengah mirintih kesakitan karena luka yang ia miliki di sekitar perut dan juga bahu belakangnya yang kekar.

Rasanya ini sudah lebih 4 hari dari kejadian di mana ia sudah bertengkar hebat dengan seseorang.

Namun,

Sepertinya lukanya ini masih belum kunjung membaik juga

"Ck! Apa mungkin lukanya infeksi?" gumamnya sambil terus mengengobati lukanya sendiri secara perlahan.

Namun,

Pada saat Suho baru akan membersihkan lukanya di bagian bahu belakang,

Tiba tiba saja suara pintu yang terbuka kini jelas terdengar mengintrupsi kegiatannya saat ini

"Eh, Rene? Kau belum tidur?" sapa Suho yang sedikit panik.

Tentu saja panik,

Karena rupanya Irene malah datang menemuinya di saat Suho sedang mengobati luka lukanya yang selama ini tidak Irene ketahui

"Ya! Sejak kapan kau mempunyai banyak luka memar seperti ini huh? Kenapa kau tidak memberitahu ku?" tanya Irene yang semakin menjadi jadi.

Wanita itu kini bahkan telah datang menghampiri Suho yang kini masih terduduk tanpa baju atasan nya sekarang.

"Eum, aku--"

"Dari mana kau mendapatkan luka luka ini?" sela Irene yang kini tengah bertanya dengan serius.

Bahkan,

Kapas kapas pembersih yang Suho gunakan untuk membersihkan lukanya itu kini Irene ambil alih dari tangannya dengan cepat

Tentunya,

Irene lah yang kini langsung mengambil peran penuh untuk membantu Suho membereskan luka yang ia miliki ini sekarang

Kerutan di dahi Irene seolah tengah menunjukkan jika wanita itu sedang khawatir pada keadaan Suho.

"Kau masih belum menjawab pertanyaanku. Dari mana kau bisa mendapatkan luka ini?" tanya Irene yang kedua kalinya.

Fokusnya kini memang teralih pada luka yang dimiliki oleh tubuh Suho,

Namun telinga dan mulutnya kini masih bisa berfungsi untuk mengobrol dan mendengarkan dengan seksama.

Tak lama dari itu,

Suho merasa jika tetesan kapas yang Irene tekankan secara pelan pada luka di punggungnya ini kini mulai memudar dan berhenti.

Untuk selanjutnya Suho tahu,

Jika Irene pasti akan marah padanya.

"Kenapa aku baru menyadari kau mempunyai luka luka ini di punggung mu?" tanyanya lagi.

Benar adanya,

Kenapa pula Irene baru menyadari,

Jika Suho memiliki beberapa luka memar yang keadaannya masih bisa di bilang harus sering di obati seperti ini?

"Kita sudah tidur bersama semalam, kenapa bisa aku tidak menyadarinya?" Tanya Irene yang sejujurnya merasa heran dan tak habis pikir padanya sendiri.

Tangannya pun kini langsung kembali melanjutkan kegiatannya untuk mengobati daerah lebam yang dimiliki Suho,

Sebelum tadi ia sempat berhenti untuk mengajukan sebuah pertanyaan pada Suho

"Tentu saja kau tidak menyadarinya, karena aku selalu dengan posisi yang menghadap padamu, bukan memunggungimu" jawab Suho dengan enteng

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang