Di kamar yang megah nan luas ini,
Seorang wanita yang masih terlihat sangat pucat ini terlihat sedang tertidur dengan damai.
Saking damainya,
Jam dinding yang berdetak, juga suara alat medis yang berbunyi dapat siapapun dengar suaranya sekarang.
Tidak ada suara lain yang timbul di ruangan ini,
Selain itu berasal dari benda benda tak bernyawa yang menimbulkan suara.
"Ah maafkan saya, nona. Apa suara yang saya timbulkan membangunkan anda?" ucap salah satu maid yang sepertinya sedang di tugaskan untuk mengantarkan makanan pada Irene
Suara benturan piring kaca dengan meja kaca yang jaraknya terletak di sebelah ranjang Irene mungkin sedikit mengganggu kepulasan Irene yang sedang tidur.
Maka dari itu,
Wajar jika sang maid langsung meminta maaf atas keributan yang ia timbulkan pada Irene.
Lantas,
Irene yang baru saja membuka matanya itu pun tersenyum ramah sambil menggelengkan kepalanya lemah.
"Tidak, bi. Aku memang kebetulan terbangun saja"
Pedahal sebenarnya,
Irene memang terbangun karena suara benturan sang maid yang tengah menyimpan beberapa wadah dan mangkuk yang ia susun di meja sebelah ranjang.
"Ini hidangan makan malamnya, nona. Tuan Suho berpesan pada nona untuk menghabiskan makanannya, katanya ini demi kepulihan, nona" ujar sang maid dengan sopan.
"Terimakasih, bi. Ngomong ngomong, jam berapa sekarang?" tanya Irene yang merasa jika dirinya ini sudah tidur dengan waktu yang cukup lama sepertinya
"Sekarang tepat jam 9 malam, nona" jawab sang maid
Setelah mendapatkan anggukan mengerti dari Irene,
Sang maid itu lalu membungkukkan badannya dengan hormat, sambil berjalan pergi membawa troli yang tadi ia gunakan untuk membawa makanan Irene ke kamar.
"Tunggu, bi!"
"Iya, nona?"
"Eumm. A-aku, maksudku di mana Suho sekarang? Apa dia belum pulang?"
Maid itu lalu tersenyum lebar pada Irene.
Sebelum akhirnya ia pun menjawab pertanyaan Irene padanya
"Tuan Suho tidak berangkat kerja selama 4 hari ke belakang ini. Dan sekarang dia sedang berada di kamarnya, nona. Mau saya panggilkan untuk, nona?"
"Ah tidak usah, bi. Terimakasih" jawab Irene
Setelahnya,
Maid itu kini benar benar pergi di hadapan Irene.
"Apa? Dia sudah tidak berangkat kerja selama 4 hari ke belakang ini? Ada apa dengannya?"
Selimut nyaman nan tebal yang membalut kaki Irene kini ia singkirkan ke pinggir.
Meski dengan keadaanya yang masih lemas,
Rupanya Irene tetap menekatkan dirinya untuk berdiri, dan mengambil kantong infusannya untuk ia bawa berjalan sekarang.
Dengan langkah yang pelan,
Irene kini berjalan kearah pintu keluar kamar.
Baginya,
Tujuannya hanya satu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Regret [END]
Casuale⚠️WARNING⚠️ -Wajib follow akun author sebelum membaca! -Usahakan tinggalkan jejak setelah membaca! -Plagiator? Jauh jauh lah ya! -Cerita murni hasil pemikiran saya! Rasa kebaikan yang ada pada jiwa seorang pria bernama Kim Suho itu rupanya telah me...