"Jangan Tinggalkan Aku"

347 54 10
                                    

Harum, segar, dan indah.

Bagitu banyak warna cerah yang menarik di sekitar sini.

Seorang wanita yang kini tengah berjalan dengan tempo yang pelan kini hanya bisa terdiam speechlees kala ia melihat bagaimana indahnya tempat yang ia injak ini.

Sepertinya...

"Tempat ini terlalu sempurna untuk bisa hadir di dunia" gumamnya

Ia merasa hiasan alami di sini sungguh terlihat seolah tidak bisa di rancang oleh tangan manusia terkreatif sekalipun di dunia.

Kakinya kini semakin melangkah maju menelusuri jalan yang belum pernah ia kunjungi seumur hidupnya.

Hingga pada saat dia melihat sebuah pohon besar yang kokoh,

Tak sengaja,

Matanya kini menagkap sesosok pria tampan, yang kini sedang menggunakan baju berwarna putih senada dengannya.

Rambutnya berwarna hitam pekat, kulitnya putih cerah, serta porsi badan dan tingginya sangat ideal bagi kalangan para pria lain pada umumnya.

Jujur,

Ketika kedua mata wanita ini melihat pemandangan pria itu di hadapannya,

Hatinya seketika ikut menghangat merasakan bahagia.

Bahkan bisa dikatakan, bukan hanya bahagia.

Hati kecilnya justru merasakan perasaan lain yang dapat memicu senyuman lebar di bibirnya.

"Ayah!"

Kini karena panggilan dari suara anak laki laki bercampur dengan perempuan,

Perhatiannya teralihkan secara penuh sekarang

Dapat di lihat,

Ada dua sosok orang lagi yang kini tengah menghampiri pria yang belum lama ini telah ia amati dari jauh.

"Ayah menangis?" tanya putrinya itu sambil melihat wajah sang ayah dengan seksama

"Apa ayah baik baik saja?" lanjut sang putra yang ikut bertanya

"Bagaimana ayah bisa baik baik saja saat ayah harus kehilangan sosok wanita yang sangat ayah cintai? Nak, maafkan ayah karena tidak bisa menjaga ibu kalian dengan baik. Ayah minta maaf"

Senyuman yang awalnya terbit karena melihat pria yang dapat membuat hantinya mengangat itu, kini perlahan memudar dengan sendirinya.

Kala...

Tak sengaja ia mendegar dengan jelas percakapan apa yang mereka bicarakan dari kejauhan arah

"Kau tahu, nak? Betapa ayah sangat mencintai ibu kalian. Tapi lihatlah, dengan teganya ia malah meninggalkan kita bertiga di sini"

Spontan,

Wanita itu kini melangkah sambil berlari menuju sosok seorang ayah, dan dua anaknya ini yang terlihat sedang saling berpelukan sambil saling menangis sedih di sana.

Ia baru sadar,

Orang orang yang sedang ia amati ini ternyata adalah keluarganya.

Namun baru saja saat ia hampir mendekati mereka, tiba tiba saja ia merasa jika ada sebuah tembok, atau dingding yang kuat,

Yang telah menciptakan jarak bagi mereka.

"Bae Irene, tidakkah kau sudah melihat apa yang telah kau perbuat pada keluargamu?"

Tanpa di sangka,

Ada sebuah suara tidak di kenal yang kini seolah tengah berbicara pada wanita yang memang telah di ketahui bernama, Bae Irene itu

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang