Ponsel Peninggalan Jisoo

279 40 4
                                    

Di siang hari yang terasa sangat terik ini,

Terlihat ada seorang wanita cantik yang kini sedang terduduk di sebuah kursi berukuran sedang yang menopang tubuh idealnya.

Dari kejauhan arah,

Siapapun pasti tahu jika wanita yang kini tengah menikmati pemandangan indah di taman pribadi milik seorang pengusaha terkenal itu sedang memikirkan sesuatu di benaknya.

Dari caranya memandang, serta ekpresi juga kerutan di halisnya rupanya sudah bisa membuktikan dan menunjukkan dengan jelas,

Jika sebenarnya memang ada suatu hal yang sedang menguasai pikirannya saat ini.

"Ini belum selesai. Aku yakin itu" gumam Irene

Di pejamkannya kedua mata indahnya itu,

Sambil sedikit menundukkan kepalanya dengan pelan untuk memegangi daerah pelipisnya itu yang terasa pening seketika.

Entah mengapa,

Irene hanya merasa jika sebenarnya masih ada banyak hal yang sepertinya belum ia ketahui kebenarannya.

Entah itu tentang Jisoo yang sudah tiada,

Ataupun tentang Suho yang selama ini masih terus berada di sampingnya.

"Ada apa?"

Merasa dirinya ditanya,

Irene kini mengadahkan kepalanya untuk memandang sang pemilik suara yang sebenarnya tanpa melihat wajah dan postur tubuhnya saja,

Sudah Irene mengetahui siapa yang barusan telah melempari pertanyaan seperti itu padanya.

"Kau terlihat sedang berpikir keras. Ada apa? Kau bisa membaginya denganku" lanjut Suho

"Mmm... Aku..."

Senyuman tipis pun kini terlihat terbit di wajah Suho.

Bahkan tak hanya itu,

Rupanya kini Suho pun telah menarik sebuah kursi dan mendekat ke arah Irene untuk ikut terduduk bersamanya

Irene yang tadi sempat akan berbicara pada Suho pun lantas langsung terdiam dan lebih memilih untuk mengamati pergerakan Suho di hadapannya.

"Aku menemukan ini di kamar mandi" ujar Suho sambil menggenggam tangan kanan Irene beserta mengusap lembut lembut jari per jarinya.

Dan rupanya,

Barang yang Suho temukan adalah sebuah cincin perak sempurna,

Yang kehilangannya sama sekali tidak Irene sadari semenjak hari pertama ia terbangun dari koma.

Spontan,

Irene langsung melihat pada jari jarinya yang ternyata baru ia sadari,

Jika tidak ada satupun perhiasan di jarinya yang ia paka

Karena jujur Irene memang sengaja untuk tidak memakai perhiasan lain di tangannya kecuali cincin perak yang sudah Jisoo berikan padanya untuk terakhir kali.

"Sini, biar aku bantu" ujar Suho yang langsung memakaikan cincin tersebut ke jari manis Irene dengan hati hati.

"A-aku benar benar tidak menyadari jika cincinnya hilang. Terimakasih sudah menemukannya untukku" balas Irene.

Kini, cincin itu sudah benar benar terpasang  kembali di jari Irene.

"Mmm, tidak masalah. Lain kali jangan sampai cincin itu hilang lagi dari jari mu"

Irene lalu tersenyum singkat sambil mengangguk pelan.

Sebenarnya,

Ia ingin menanyakan beberapa pertanyaan yang terus berjejeran di benaknya pada Suho.

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang