Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
"LO APA-APAAN SIH?!"
"Maaf, gue—eh aku nggak sengaja, a-aku kesandung kaki aku sendiri, dan nabrak lo—eh kamu," ucap Ashilla terbata ketika melihat tatapan Alvian yang menajam.
"Panas, ya? S-sini aku bersihkan." Ashilla mengambil sapu tangan yang berada di dalam sakunya, bersiap membersihkan seragam Alvian.
Alvian menepis tangan Ashilla kasar, lalu menariknya.
Siapapun tolongin gue!
Ashilla melirik tangan Alvian yang memerah. Ia meringis.
Pasti panas banget, ya.
Pemuda itu membawa Ashilla ke depan kamar mandi wanita, dan membuka bajunya sendiri. Oh, untungnya dia memakai kaos hitam di balik seragam.
"Cuci. Baju. Gue!" ucap Alvian penuh penekanan dan pergi.
"Eh, itu tangan lo gimana? Eh!" teriak Ashilla dari kejauhan.
Udahlah, pasrah aja gue.
Ashilla memasuki toilet, membasahkan seragam Alvian di westafel—mengambil sabun—menuangkannya—lalu mengucek sampai noda kopinya hilang.
Setelah dirasa bersih, ia membilas seragam tersebut dan memerasnya, lalu ia mulai melangkah keluar dari toilet.
"Duh jemurnya dimana, ya?" tanya Ashilla—kepada dirinya sendiri.
"Ah! Gue tau, di rooftop aja kali, ya, kan banyak kena sinar matahari, tuh," timpal Ashilla lagi, lalu berlari menaiki tangga.
Jemur dimana nih? Eh ada pembatas, disana aja kali ya.
Setelah menjemurnya, gadis itu langsung bergegas turun dan memasuki kelas, "lo darimana?" tanya Vina sambil mencokeh bahu Ashilla, ketika melihat Ashilla masuk dan mendudukkan dirinya di kursi.
"Enggak kemana-mana."
"Gimana tadi? Dia ada buat macam-macam sama lo, nggak?"
Lebih parah dari itu.
"Enggak kok, enggak," jawab Ashilla berbohong.
"Kok guru belum masuk?" tanya Ashilla, mengalihkan.
"Entah, mungkin telat masuk kali, bisa jadi, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alshi
Teen Fiction"Hey ... do you remember me?" Kisah ini berawal dari seorang gadis yang bosan dengan hidupnya yang monoton, penuh dengan popularitas dan teman palsu. Dengan pikiran gilanya, dia memutuskan untuk menjadi seorang fake nerd, lantaran ingin mencari sens...