Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
Deg!
"Ck."
Alvian mengangkat sebelah alisnya. Sepertinya, ia mendengar namanya di sebut-sebut.
Bagaimana ini?
"Nggak ada apa-apa, lho." Ashilla tersenyum masam.
Alvian merasa ada yang aneh dengan gadis ini. Apakah gadis ini memang gagap, atau—"Kepo amat lo! Udah sana! Ini urusan cewek!" sewot Vira, membantu temannya.
"Iya nih—" jawab Vina.
Seketika pandangan Alvian menajam.
Aduh.
"—lo denger tadi kita sebut nama Alvian? Helloww, di dunia ini nama Alvian bukan lo aja," tambah Vina.
Alvian tidak memperdulikan ocehan kedua gadis itu, pemuda itu malah menatap Ashilla lama. Sepertinya ia pernah melihat gadis ini, suaranya pun sama dengan Ashilla yang cupu.
"Ah, ngapain gue...," ucap Alvian tersadar dan berbalik.
Ia masih berfikir, apakah itu—ah! Bukan. Ia menggelengkan kepalanya kuat, ia terkekeh sendiri. Mana mungkin.
Sedangkan Ashilla menatap punggung Alvian yang telah menghilang ditelan keramaian.
Aneh.
"Shill," seseorang menyentuh bahunya.
"Hah, iya?"
"Makan yukk! Laper nih, hehe," ajak Vina, tidak lupa dengan cengiran khas-nya.
Ashilla tersenyum tipis, "yuk!"
Makanan memang number one.
-Alshi-
Bagaimana ini? Dengan siapa ia pulang? Orang tuanya sudah pulang duluan, dikarenakan Bang Fateh sakit perut. Ashilla? Ia ingin tinggal, gadis itu sibuk melepas rindu dengan kedua sahabatnya. Tidak cukup di sekolah, dikarenakan ia menyamar.
Clara, Sinta dan Prisilla, mereka juga hadir di acara. Clara dan Sinta sudah pulang duluan ketika puncak acaranya selesai, sedangkan Prisilla sempat bergabung sebentar—dan pulang, untung saja, mereka tidak mengenali Ashilla.
Bagaimana mereka bisa mengenal Ashilla? Jika di sekolah, dari warna kulitnya saja dan penampilannya berbeda total. Ashilla melakukan penyamarannya dengan sempurna.
Seharusnya tadi, ia tidak ngotot ingin pulang sendiri ketika ditawarkan pulang oleh Vina maupun Vira, dan tidak lupa ditambah dengan alasan tidak ingin merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alshi
Teen Fiction"Hey ... do you remember me?" Kisah ini berawal dari seorang gadis yang bosan dengan hidupnya yang monoton, penuh dengan popularitas dan teman palsu. Dengan pikiran gilanya, dia memutuskan untuk menjadi seorang fake nerd, lantaran ingin mencari sens...