Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
"Ashilla? Hei, Ashilla!" seseorang menepuk-nepuk pipinya.
Gadis itu perlahan membuka matanya, pusing langsung menyerang kepalanya, ia segera bangkit.
Gue ketiduran?
"Aku ... di mana?" tanya Ashilla lirih.
"Tadi kamu pingsan, sekarang kamu di UKS," jawab sesorang itu dengan kalem.
Ah, sekarang ia mengingatnya, ia di-bully, lalu pingsan, setelah itu, Alfred menolongnya.
"Kak, boleh tolong ambilin cermin?" pinta Ashilla.
Pemuda itu mengangguk, ia mengambil cermin, lalu menyodorkannya kepada Ashilla.
Ashilla menatap pantulan wajahnya di cermin.
Untung saja, tan krim-nya tidak terhapus, hanya kepangan rambut yang rusak dan baju yang kotor—terkena tepung.
Gadis itu menghela nafas, "makasih, udah nolongin aku." Ashilla tersenyum tulus.
Alfred mengangguk, "tadi aku udah ambilin baju ganti di ruang koperasi, gak tau muat atau engga. Coba kamu ganti di kamar mandi, aku mau bikin teh," ucap Alfred yang mulai bangkit dari tempat duduknya.
"Apa? Nggak usah Kak, aku—"
"Gausah protes, Shill," potong Alfred yang mulai berjalan.
Ashilla menghela nafas lelah, ketika memapakkan kakinya di lantai, gadis itu memekik sakit.
"AAAKKKH!" dia jatuh terduduk.
Alfred yang sedang memanaskan air terkejut, mematikan kompor, lalu berjalan menghampiri Ashilla.
"Ada apa?" tanya Alfred khawatir sambil ikut berjongkok di dekat Ashilla.
"Gapapa Kak, aku—"
"Keseleo?" Alfred kaget, dia mulai meluruskan kaki Ashilla.
Ketika Alfred ingin membuka kaus kaki Ashilla—untuk mengecek pergelangan kaki Ashilla yang terkilir, sontak gadis itu menahan tangannya.
"Nggak apa-apa, Kak! Beneran, deh. Suer!" ujar Ashilla dengan raut wajah yang meyakinkan.
Sebenarnya, di bagian kaki yang tertutupi kaus kaki, Ashilla tidak mengoleskan tan krim-nya, takutnya Alfred akan terkejut waktu melihat kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alshi
Teen Fiction"Hey ... do you remember me?" Kisah ini berawal dari seorang gadis yang bosan dengan hidupnya yang monoton, penuh dengan popularitas dan teman palsu. Dengan pikiran gilanya, dia memutuskan untuk menjadi seorang fake nerd, lantaran ingin mencari sens...