26 | Weird

1.3K 207 650
                                    

Biasakan vote dahulu sebelum membaca.

Pagi ini, Ashilla bangun terlalu cepat dari biasanya, dikarenakan buku imajinasinya menghilang, gadis itu overthinking  sepanjang malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Ashilla bangun terlalu cepat dari biasanya, dikarenakan buku imajinasinya menghilang, gadis itu overthinking  sepanjang malam.

Tidak salah lagi, bukunya pasti ada di mobil Alvian—atau yang paling buruk jatuh di rumahnya Alvian. Ashilla baru menyadari ketika Fateh meneriakinya—kemarin jikalau tasnya terbuka lebar—memungkinkan buku itu jatuh.

Bodoh, asli, kalau Alvian baca semuanya, gimana?

Ashilla menaburkan tan krim secara asal ke tubuhnya, lalu dengan cepat ia turun ke meja makan.

"Pagi, Ma, Pa," sapa Ashilla sedikit lesu.

"Pagi sayang."

"Ma, hari ini aku sarapan di sekolah, ya, sama Abang."

"Loh, kenapa Dek?" sahut Papa Ashilla heran.

"Gapapa Pa, ada tugas yang belum siap, hehe," kilah Ashilla sambil tersenyum masam.

"Yaudah, bentar Mama bikin bekal dulu."

"Gak usah Ma, Shilla makan di—"

Dengan cepat Mama menyela perkataan Ashilla, "apa? Mau makan di kantin? Gak bagus, banyak pengawetnya," ucap Mama sambi menyiapkan dua bekal makanan.

Ashilla memperhatikan Mama yang mulai memasukkan makanan ke tempat bekal, lalu berteriak–

"BANG! CEPETTT!" teriak Ashilla menggelegar dari lantai bawah.

"BANG FATEHHH!" teriak Ashilla sekali lagi sambil mendongak ke lantai dua.

"SABAR CUY! GUA LAGI PAKE SEMPAK!"

Sedangkan kedua orang tua mereka hanya menghela nafas melihat interaksi keduanya, selalu saja ribut.

"Ini bekalnya, jangan lupa satu lagi kasih ke Abang."

"Iya Ma. Ma, Pa, Ashilla tunggu duluan di mobil, Assalamu'alaikum," pamit Ashilla sambil menyalami tangan keduanya, dan tidak lupa juga untuk—

"BANG ATEH!"

Tak lama kemudian, Fateh turun dengan wajah kusut, "pagi Ma, Pa, Ateh berangkat duluan, ya. Tuh Ashilla udah ngamok."

Mama hanya tersenyum tipis sembari membetulkan dasi Fateh, "dasinya pasang yang bener dulu."

Sedangkan Fateh hanya menyengir lebar.

"Yaudah, Ateh berangkat dulu, Assalamu'alaikum," pamit Fateh sambil menyalami tangan keduanya.

"Wa'alaikumussalam."

"Hati-hati, Bang!" sahut Papa.

"Iy—"

"ABANGG!"

Fateh hanya mendengus kesal, lama-lama Ashilla dia lempar juga pakai sepatu.

-Alshi-

AlshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang