"Hey ... do you remember me?"
Kisah ini berawal dari seorang gadis yang bosan dengan hidupnya yang monoton, penuh dengan popularitas dan teman palsu. Dengan pikiran gilanya, dia memutuskan untuk menjadi seorang fake nerd, lantaran ingin mencari sens...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Alfred?"
Ashilla mengalihkan pandangannya ke arah Vira, "Alfred?" gadis itu menatap sahabatnya bingung.
"Iyaa! Ganteng banget gila!"
"Ganteng?" Ashilla jelas-jelas tidak bisa melihat wajahnya, laki-laki itu memakai topi—sampai menutup matanya. Entahlah menurutnya, pemuda itu sedang tidur.
"Siapa dia?" tanya Ashilla.
"Lo gatau?! Alfred itu ke—"
Ding dong!
"Ayo masuk! Pelajaran pertama Matematika, Pak Yanto, woi!" Vira langsung berdiri panik. Bagaimana tidak? Telat sedetik saja langsung dihukum. Pak Yanto memang terkenal sebagai guru killer di sekolah itu.
"Iya...," Ashilla mulai berdiri, berjalan pelan. Kemudian berhenti, gadis itu menoleh ke belakang dan melihat laki-laki itu—Alfred, sedang melepaskan Inpods dari telinganya.
Siapa ... dia?
"Shill? Ayo!"
"E-eh? Iya." Ashilla mulai berjalan sedikit cepat, menghampiri kedua temannya itu.
-Alshi-
X IPA 1.
Saat ini pelajaran terakhir, Bahasa Inggris. Ashilla tidak fokus dengan materi yang di ajarkan di hadapannya, gadis itu mulai merasa sedikit nyeri, di pergelangan kakinya.
Wahai kakiku yang cantik, sakitnya jangan sekarang dong.
Ashilla menunduk, memegang kakinya dari bawah, duduk tegap, mencoba fokus ke pelajaran, menunduk lagi, hal yang di lakukan Ashilla, membuat Alvian risih.
Alvian menendang pelan kursi yang diduduki Ashilla, yang sontak membuat gadis itu terkejut, "kenapa?"
"Diam," ucap Alvian ketus, ia tidak ingin konsentrasinya dalam belajar terganggu.
"M-maaf," jawabnya terbata, gadis itu sedikit meringis, menahan nyeri di bagian kakinya.
"Mr. Greyson, Mrs. Ashilla, whatare you doing?" tegur Mr. Abert—guru bahasa inggris.