Biasakan vote dahulu sebelum membaca.
"ASHILLA!"
Ia seperti terjatuh dalam gerakan slowmotion, Ashilla memejamkan matanya, ketakutan.
Apa mungkin hari ini jadi hari terakhir gue, ya?
Gue mati kejepit di eskalator?
Ia bergidik ngeri.
Ya Allah, maafkanlah semua dosa hamba, keluarga hamba, termasuk Bang Fateh yang julidnya kebangetan.
"Ceroboh."
Seseorang menahan tubuhnya dari belakang.
Deg.
Gadis itu membuka matanya perlahan, lalu menoleh ke belakang, ia membelalakkan matanya kaget.
"A-alvian? A-aduh," ia di dorong ke depan.
"Alhamdulillah," Ashilla memegang dadanya, jantungnya berdetak kencang.
"Yaampun, lo nggak apa-apa, kan?! Padahal udah gue bilangin, buat ngikat tali sepatu lo, lo batu banget, sih, untung ada Alvian!" histeris Vira, ia khawatir, panik dan juga lega. Sahabat keras kepalanya ini, baik-baik saja.
"Shill? Yang mana yang sakit?" tanya Vina khawatir.
Ashilla bergeming, ia masih shock dengan kejadian yang menimpanya barusan.
Alvian tiba-tiba berjongkok di hadapan gadis itu, pemuda itu mulai mengikat tali sepatu Ashilla—tanpa perempuan itu minta.
Cara mengikatkannya pun berbeda, terlihat lebih kencang, dan sulit untuk di lepas.
Setelah dirasa selesai, laki-laki itu berdiri, "lain kali hati-hati," peringatnya.
Kedua temannya menahan nafas, ketika melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka.
"I-iya, m-makasih banyak." Ashilla terbata-bata, antara masih terkejut dan tidak percaya.
"Astaga Ashilla! Alvian, bawa duduk Ashilla dulu! Sini, biar Kakak yang bawain belanjaannya," seru seorang perempuan.
"I-iya, Kak. A-aduh," ia hampir saja terjatuh lagi, tetapi Alvian menahannya lagi agar tidak terjatuh.
"Kaki lo kayaknya keseleo, deh, Shill. Sini, biar kita berdua yang bantu lo jalan." Vina dan Vira mulai memapah Ashilla, lalu mendudukkan gadis itu di kursi.
"Alvian, beli air mineral, sekarang!" perintah Achasa Greyson—Kakak Alvian.
"Ck!" pemuda itu berdecak, namun pemuda itu menurut, ia mulai melangkahkan kakinya pergi.
"Ashilla, kamu nanti pulangnya bareng Kakak sama Alvian, ya."
"Sekalian, Kakak juga mau kasih bolu coklat yang Kakak bikin tadi ke Abang kamu, dia, kan, suka bolu, nanti kamu cobain, ya! Pasti kamu suka," ucap Achasa memulai pembicaraan.
"Iya, Kak. Makasih."
Alvian tiba-tiba datang, lalu menyodorkan sebotol air mineral kepadanya, "minum."
"Makasih." Ashilla mengambil air mineral yang disodorkan, lalu meneguknya hingga setengah. Achasa mengelus-ngelus punggung Ashilla, agar gadis itu merasa tenang.
"Karna lo pulang bareng Kak Acha, jadi, gue sama Vira pulang duluan, ya? Mama gue ini barusan telepon, sekalian gue juga mau anter Vira pulang," ucap Vina kalem.
Ashilla menatap kedua temannya, dia terkejut dan merasa tidak enak, "iyaa. Anyway, kalian hati-hati, ya. Jangan kayak gue tadi."
"Hahaha, iya, gak bakal."
Lalu mereka tertawa bersama, mereka tidak menyadari, bahwa sedari tadi Alvian memandang Ashilla dengan senyuman tipis, sangat tipis.
-Alshi-
"Woi?! Ini Adek gue kenapa, Al?" tanya Fateh panik. Mereka baru saja tiba di kediaman Goldie—sambil memapah Ashilla.
"Tanyanya nanti dulu, Teh. Ini bawa masuk dulu Ashilla-nya."
"I-iya, langsung aja bawa ke kamarnya," ucap Fateh masih bingung.
"Lo aja yang bawa Ashilla, Kak. Gue turunin kue sama belanjaannya Ashilla dulu." Alvian langsung melengos pergi ke luar, setelah mengatakan hal itu kepada Kakaknya.
"Eh? Apa-apaan? Al!"
"Udah, Kak. Gapapa, aku udah bisa jalan sendiri, kok. Cuma nyeri sedikit, ohiya nanti kasih aja belanjaannya ke Abang, daah Kak!" Ashilla langsung melepaskan tangan Achasa yang berada di pundaknya, lalu mulai berjalan terpincang-pincang ke arah tangga.
"Gak Alvian, gak Ashilla, sama aja!" ucap gadis itu kesal, lalu mulai menuju dapur di kediaman Goldie itu.
-Alshi-
— Rsainky note's.
Wohooo! Gimana dengan part ini? Wuuff~ sengaja aku buat part ini pendek, biar kalian ga bosan bacanya, xixixi. Anw, thanks for 10K readers!♡
Ohiya, kalian kapan sekolah? Aku udah mulai daring, nih. Huhu capek bangett T-T, pengennya sekolah biasa.
Stay safe and healty guys!♡.
Plagiat? Ingat ada undang-undang hak cipta! Jadi, tolong berfikir dulu sebelum bertindak.
Sincerely,
Rain-Sky.-Alshi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Alshi
Teen Fiction"Hey ... do you remember me?" Kisah ini berawal dari seorang gadis yang bosan dengan hidupnya yang monoton, penuh dengan popularitas dan teman palsu. Dengan pikiran gilanya, dia memutuskan untuk menjadi seorang fake nerd, lantaran ingin mencari sens...