Witch

12.4K 744 57
                                    

"Kumohon... jangan pergi. Biarkan aku melindungimu. Aku bersedia mati untukmu."

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu mati hanya karenaku, Draco. Aku tidak sepantas itu. Maafkan aku."

~~~~

"Aku akan memberimu kemuliaan, kekuatan, kekuasaan, apapun yang kau inginkan. Aku akan membuatmu menjadi ratu di dunia ini."



~🌸~



Cerita ini dimulai dari tahun keempat.

Hari ini seperti biasa, aku membantu ibuku di kafe. Tugasku tak jauh dari bersih-bersih atau melayani tamu. Kafe kecil kami berada di tengah kota, cukup ramai hingga sering membuatku kewalahan. Sebenarnya, kafe ini adalah satu-satunya sumber penghidupan kami. Ayah sudah lama tiada, meninggal dalam kecelakaan mobil beberapa tahun lalu. Sejak itu, ibuku berjuang sendirian menghidupi kami.

Sifatku cenderung tertutup. Aku sulit menjalin pertemanan, dan hanya memiliki beberapa teman yang sekarang pun jarang kutemui. Hidupku cukup sederhana, tak banyak hal menarik yang terjadi.

"(Name), bukankah hari ini ulang tahunmu yang ke-15? Sebaiknya kita cepat pulang untuk merayakannya," ujar ibu dengan senyum semangat yang selalu membuatku hangat.

Kami menyempatkan singgah di toko roti kesukaanku untuk membeli kue dan lilin. Meski hanya berdua, ibu selalu berusaha membuat setiap momen ulang tahunku istimewa.

Di rumah, kami duduk di meja makan sederhana kami. Kue cokelat kecil dengan lilin di atasnya sudah siap.

"Selamat ulang tahun, sayang," ibu berkata, lalu menyodorkan sebuah kotak kecil berbalut pita biru.

Di dalamnya, ada sebuah kalung liontin berwarna hijau zamrud. Kilauannya indah, tapi lebih dari itu, aku terkesan oleh niat ibu yang selalu berusaha memberikan yang terbaik, bahkan ia memberikan perhiasan mahal seperti ini.

"Kalung ini akan melindungimu dari bahaya apa pun, bahkan kematian," ujar ibu serius, suaranya mengandung nada lembut yang tak biasa. Aku tertawa kecil, mengira itu hanya lelucon.

Kami menyanyikan lagu ulang tahun sederhana, meniup lilin, dan saling melempar senyum hangat. Namun, suasana nyaman itu tiba-tiba terganggu oleh suara ketukan di pintu.

"Tok tok tok."

Ibu menatapku sejenak sebelum berjalan ke pintu. Aku mengikutinya dengan rasa penasaran.

Di depan pintu berdiri seorang wanita tua mengenakan topi tinggi yang mengingatkanku pada penyihir dalam cerita dongeng. Matanya tajam, tapi senyumnya ramah. Ia membawa sebuah surat yang ditujukan padaku.

"Mrs. McGonagall?" Ibu terdengar terkejut, tapi segera menyambut wanita itu dengan pelukan hangat.

Wanita itu tersenyum tipis. "Mrs. Asyy Grindelwald, sudah lama sekali. Aku datang untuk menyampaikan surat dari Profesor Dumbledore. Kami memutuskan bahwa Nona (Name) akan bersekolah di Hogwarts. Nona (Name), anda adalah seorang penyihir."

Kata-kata itu membuatku terpaku. Penyihir? Aku menatap ibu, berharap penjelasan.

Ibu menghela napas, lalu menatapku lembut. "Nak, sebenarnya kau memang seorang penyihir. Kau keturunan penyihir, sama seperti ayahmu."

Aku masih sulit mencerna semuanya. Sihir? Bukankah itu hanya ada di cerita-cerita yang biasa ibu bacakan saat aku kecil?

"Jadi... sihir itu nyata?" tanyaku hati-hati.

I (don't) HATE YOU | Draco x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang