17

3.1K 284 16
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

Mimik wajah kedua laki-laki yang sedang berada dihadapan seorang dokter itu menunjukkan dua raut yang berbeda setelah mendengar penjelasan sang dokter.

Gulf mengusap lembut perut ratanya dengan senyuman tipis yang membuat Mew menghela nafas.

"Apa janin yang berada didalam tubuhnya itu akan membahayakan dirinya?" tanya Mew dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Tidak membahanyakan dirinya jka kekasih anda mengonsumsi vitamin kehamilan dan menghentikan sejumlah kebiasaan yang bisa membahayakan kondisi janin dan juga memperbanyak makan-makanan sehat sert mencukupi kebutuan cairan 6-8 gelas sehari."

Mew mengangguk pelan setelah itu mengucapkan terimakasih kepada dokter yang telah memberitahukannya berita yang cukup sulit untuk ia terima. Menarik lengan kekasihnya untuk segera keluar dari ruangan tersebut.

Berjalan tergesa-gesa agar segera sampai di dalam mobil milik mereka, untuk kali ini mereka tidak menggunakan jasa supir suruhan Papa Mew. Gulf meringis pelan saat sudah duduk di kursi sebelah pengemudi dan Mew menatapnya serius.

"Kau menginginkan janin itu? kau ingin membiarkannya tetap hidup di dalam perutmu?" Pertanyaan bertubi-tubi dilayangkan untuk kekasihnya.

Gulf yang sedari tadi menunduk, mulai mengangkat wajahnya secara perlahan, "Apa Gulf boleh membiarkan janin ini untuk tetap hidup? kalau Mew tidak menginginkannya, Gulf akan mengurusnya sendiri."

Mew mengumpat pelan karena kesal dengan kehadiran janin sialan yang berada di tubuh pria manisnya.

"Kau boleh membuatnya tetap hidup. Tapi jika janin itu membahayakan dirimu, kita harus melenyapkannya."

Gulf mengerjapkan matanya lalu menundukkan kembali wajah mungilnya dan berkata dengan suara lirih, "Baiklah, Gulf mengerti."

Mew mengangkat tubuh Gulf dan mendudukkan pria manis itu diatas pangkuannya lalu menenggelamkan wajahnya ke ceruak leher Gulf.

"Aku hanya tidak ingin kau terluka, sweetheart."

Gulf tersenyum pelan seraya mengusap lembut pucuk kepala lelakinya, "Gulf akan baik-baik saja, karena Gulf yakin janin ini tidak akan membahayakan Gulf."

________

Hari kelulusan yang sangat ditunggu para siswa pun akhirnya tiba. Rencana yang di buat oleh angkatan mereka yaitu bepergian ke luar kota dan mengadakan night party.

Menggunakan bus sebagai alat trasformasi menuju tempat tujuan yang mereka tuju. 

Setelah pembagian kamar, Mew Gulf dan Bright berada di kamar yang sama. 

"Damn, apa mereka tidak memikirkan bagaimana bisa tiga lelaki tidur diatas satu kasur." celoteh Mew pelan.

Gulf menidurkan dirinya diatas kasur sedangkan Mew dan Bright fokus merapihkan barang yang di bawa oleh mereka. 

"Kau tidur di sisi kiri dan aku di sisi kanan, biarkan pria manis itu berada di tengah," jelas Mew kepada Bright.

Bright hanya menggumam pelan sebagai respon. Mew dan Bright menidurkan tubuh mereka seperti yang sudah di jelaskan Mew tadi.

Mereka tertidur sampai pada saat matahari tenggelam. Untuk mempersingkat waktu, Mew dan Gulf mandi bersama. Setelahnya Bright membersihkan tubuhnya dan pergi bersama-sama menuju night party yang diselenggarakan di ballroom hotel.

Mew meminta izin kepada Gulf untuk berkumpul dengan teman-temannya beserta sebuah pesan, "Jangan melakukan hal yang merepotkan sayang, karena malam ini adalah malamku bersama teman."

Gulf hanya menganggukkan kepala lalu setelah Mew menghampiri teman-temannya itu, Gulf hanya mengikuti kemanapun Bright pergi.

Bright melihat Gulf mengikutinya dengan tatapan sayu, yang sialannya nampak makin terlihat menarik di tatapan kalangan alpha, membuatnya sontak merangkul pinggang Gulf lalu mengusap lembut perut rata pria yang berada didalam rangkulannya. 

"Hai kiddo, beritahukan kepada mommy mu untuk tidak perlu merasa cemas. Karena daddy mu hanya berkumpul dengan teman-temannya," bisik Bright lembut.

Gulf otomatis melengkungkan bibir mungilnya lalu melihat tangan Bright yang masih mengusap perut ratanya.

"Sepertinya anakmu akan patuh denganku, bukankah begitu mommy?" ledek Bright dengan kerlingan matanya yang cukup membuat Gulf memajukan bibirnya beberapa senti.

"Lihatlah kiddo, mommy mu memiliki emosi yang sangat labil. Aku harus mengontrolnya agar ia tidak menjadi bipolar."

Gulf menjitak kepala Bright cukup kencang lalu menajamkan tatapannya, "Sudahlah paman, keponakanmu ini menginginkan sate ayam!"

_________

Waktu sudah menunjukkan jam 1 dini hari. Bright dan Gulf sudah kembali ke kamar mereka sejak setengah jam yang lalu, karena Gulf merasakan tubuhnya demam dan perutnya sedikit kram. Ia tadinya ingin menunggu kekasihnya, namun berkat bujukan pria yang sedang tertidur disebelahnya, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kamar mendahului kekasihnya.

Gulf sudah mencoba untuk menidurkan dirinya, namun lagi-lagi ia kembali terbangun. Panas ditubuhnya makin menjadi, membuat pria manis itu terpaksa membangunkan Bright.

Bright yang terusik tidurnya, terpaksa membuka mata dan mengecek suhu tubuh Gulf. Matanya otomatis melotot serta reflek mmbuka kaus oblongnya.

"Buka piyama mu Gulf, cepat!"

Gulf mengikuti perintah tanpa mengatakan satu kata pun. Bright menarik tubuh Gulf kedalam pelukannya, "Kau sangat panas Gulf. Apa aku harus menelpon kekasihmu?"

Gulf menggeleng lemah, "Mew tidak membawa ponsel, lagipula ia sedang bersama temannya. Aku tidak ingin merepotkannya, lagipula ada Bright yang memiliki pelukan yang cukup hangat, tapi pelukan Mew lebih hangat."

Bright ingin menyumpah serapahi pria manis dihadapannya namun suara teriakan seseorang membuatnya kembali mengatupkan bibir seksi nya

"APA YANG KALIAN LAKUKAN SIALAN?!"

TBC

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang