3

6.5K 518 24
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

Mengusap bibir Mew lembut dengan menatap matanya, Gulf kemudian mengambil salah satu cake yang dibuatnya.

"Gulf suapin ya."

Gulf memasukkan cake kedalam mulut Mew dan Mew menerimanya lalu mengunyah cake tersebut dengan tangannya mengusap surai hitam pekat milik Gulf dengan lembut.

"Cake buatan Gulf, bagaimana rasanya?"

"Mau tau rasanya hm?"

Gulf mengangguk pelan, Mew mengambil cake lalu memakannya. Setelah cake tersebut hancur dimulutnya, Mew mencium bibir Gulf dan menekan tengkuknya sebagai tanda untuk membuka bibirnya.

Gulf membuka bibirnya, membuat cake yang sudah dihancurkan oleh Mew otomatis berpindah ke dalam mulut Gulf. Mew melepaskan ciumannya dan membersihkan bibir manis Gulf.

"Semua yang kamu buat untukku, akan selalu spesial untuk diriku, sweetheart."

"Terima kasih, Mew."
Gulf tersenyum, tak lupa mendekap Mew dengan erat. Membisikkan sesuatu, membuat Mew langsung mengecek ponsel miliknya.

Benar dugaan Gulf, Olive mengirimkan chat dan menelpon dirinya sampai ratusan kali. Mew menghela nafas lalu mencium pipi Gulf.

"Sorry sweety, aku harus membuat Olive berhenti marah. Aku janji, tidak akan lama."

Mew menurunkan Gulf dari pangkuannya, melepas apron yang dipakai oleh Gulf dan memakaikan kembali piyamanya untuk tidur.

Menidurkan Gulf di kasur mereka dan tak lupa menyelimuti tubuh Gulf. Mencium dahi Gulf yang membuat Gulf menutup matanya menuju alam mimpi.

Sedangkan Mew, ia memakai baju dan celana dengan cepat. Memasuki mobil, menuju mansion kediaman keluarga Jongcheveevat. Sedikit menggertakkan giginya dan berfikir kata-kata apa saja yang akan ia keluarkan untuk Olive.

Memasuki mansion keluarganya, ia langsung mencari Olive. Yang ternyata sedang berada di ruang keluarga bersama kedua orang tuanya.

Ia disambut oleh ibunya, "Mew! Mama sangat merindukanmu, kau jarang kemari akhir-akhir ini. Bagaimana kabar Gulf?"

"Gulf baik-baik saja ma, bagaimana kabar mama?"

"Mama baik, oh ya ada apa kamu kesini malam-malam?"

"Olive menyuruhku kesini mah."

"Papa yang menyuruhnya untuk menghubungimu, pindah lah kesini dan juga bawa kembaran mu itu, mansion ini sangat sepi."

"Membawa Gulf kesini? Dan mendapat hinaan dari papa seperti dulu? Papa kira, Mew akan membiarkan kejadian itu terulang lagi? Tidak akan pernah pah!"

Mew meninggalkan mansion dengan langkah lebar, berharap lalu lintas malam ini tidak padat. Ia membutuhkan Gulf untuk mendekapnya secepat mungkin.

Beruntung tuhan sedang berada di pihaknya, lalu lintas sangat lancar. Mew mengganti celana lalu membuka bajunya, ia langsung menuju kasur dan mendekap Gulf.

"Aku akan menjaga mu, sweety."

Gulf terbangun dari tidurnya ketika melihat jam dan segera menuju kamar mandi. 15 menit ia membersihkan tubuhnya dan 10 menit untuk memakai seragam.

Gulf berjalan menuju dapur dengan tas yang sudah terpasang dipundaknya, rambut miliknya terlihat rapih ditambah dengan poni manis yang menutupi dahi Gulf. Membuat kesan lucu dan menggemaskan dimata elang milik Mew.

Setelah sarapan, mereka menaiki mobil dan menuju sekolah. Memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus dan berjalan merangkul pundak Gulf menuju kelas mereka.

Mew dan Gulf memasuki kelas dan duduk dikursi paling belakang pojok kiri. Tidak ada yang berani duduk ditempat tersebut meski Mew atau Gulf tidak masuk.

"Tadi malam, Mew bertemu papa sama mama kan? Papa bilang sesuatu tentang Gulf?"

"Untuk apa membahas itu Gulf?"

"Tidak, Gulf hanya penasaran."

"Itu bukan urusanmu, jadi diamlah."

Mew menyumpal telingannya dengan earphone dan menutup matanya, menikmati irama lagu yang sedang ia dengarkan.

Gulf melepas salah satu earphone yang di pakai oleh Mew dan berbisik, "Maaf Mew, Gulf cuma takut bertemu dengan papa."

Mew menghela nafas lalu mendekap Gulf, mencium dahinya dan berucap, "Jangan takut Gulf, aku akan selalu bersama mu."


TBC

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang