14

4K 336 26
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

11 juni 2019
Hari kelulusan Buitenland Junior Highschool.

Gulf berjalan bersama Win menuju rooftop di gedung sekolah nya.

Tangan lembut milik Gulf di tarik pelan oleh perempuan cantik serta imut yang merupakan adik kelasnya, Viola Samantha Jongcheveevat.

Gulf menoleh ke belakang, diikuti oleh Win.

"P'Gulf, selamat atas kelulusannya! Aku ikut bahagia." ucap gadis itu dengan senyum manis.

Gulf mengacak rambut Viola pelan, "Aah terima kasih Ola." setelah itu tersenyum simpul.

"Siapa dia?" tanya Win dengan ekspresi menggoda.

"Adiknya Mew, kau jangan berpikiran macam-macam."

Win mengendikkan bahunya, "Ada perlu apa nona manis?"

"Aku ingin bicara dengan P'Gulf, tapi eumm- hanya berdua saja. Bolehkah?"

"Tentu nona." Win tersenyum lalu mendekatkan bibirnya disamping telinga Gulf, "Sepertinya adik kekasihmu juga menyukaimu, congrats kiddo."

Gulf menampar bokong Win cukup kencang, sampai pemilik bokong berteriak dengan sumbang nya.

Mereka sampai di rooftop sekolah.

"Ingin berbicara apa?"

"Aku sudah lama mempersiapkan hal-hal yang akan aku ungkapkan kepada Phi, namun baru sekarang aku berani mengungkapkan nya."

Viola menundukkan wajahnya lalu memainkan jarinya untuk menetralisir rasa gugup yang sedang mendominasi tubuhnya.

Perempuan itu menghembuskan nafasnya perlahan.

"Setelah bertanya kepada Mama dan Phi Mew, aku sadar bahwa perasaanku untukmu tidak pantas hanya dipendam saja. Aku harus memberitahu mu bahwa aku menyukaimu Phi Gulf." lanjut Viola dengan wajahnya yang sudah sepenuhnya memerah.

"Apakah kakak mu tahu bahwa pria yang kau sukai adalah aku?" tanya Gulf dengan degupan jantung yang tidak bisa ia kontrol temponya.

Viola menggelengkan kepalanya, "Phi Mew tidak tahu."

Tempo jantung Gulf mulai kembali berdetak dengan normal setelah mengetahui satu fakta tersebut.

"Ola, aku tidak bisa menerima perasaan mu."

Perempuan manis itu langsung mendongakkan wajahnya dan menatap tepat di mata milik Gulf.

"Mengapa? apakah Phi Gulf sudah memiliki kekasih?"

"Ya, aku sudah memiliki kekasih dan kekasih ku berjenis kelamin sepertiku. Aku tidak tertarik dengan perempuan Ola. Jadi maafkan aku, karena sampai kapanpun, aku tidak bisa menerima perasaanmu."

"Apakah ia lebih sempurna daripada diriku?"

"Tentu saja, bagiku dia sangat sempurna."

"Siapa laki-laki itu?"

"Kakak mu, Mew Suppasit."

Viola melayangkan tamparan di pipi Gulf dengan kencang, sampai bunyi tamparan itu cukup nyaring di rooftop gedung ini.

"Shit, kau pantas mendapatkan hukuman mati." umpat Gulf pelan namun cukup membuat Viola terkejut.

"KAU BERKENCAN DENGAN KAKAK KU?! AKU BERSUMPAH ITU ADALAH AIB BAGI KELUARGA KU! JIKA MEREKA TAHU BAHWA PUTRA TUNGGAL SEKALIGUS PEWARIS KELUARGA JONGCHEVEEVAT MENGENCANI LAKI-LAKI, ORANG TUA KU AKAN MEMBUNUH PHI MEW! KAU MENGERㅡ"

Sebelum Viola menyelesaikan kalimatnya, pipinya tertampar dengan kencang, lebih kencang dari yang ia lakukan kepada Gulf.

"Ulangi kalimat kotor yang kau keluarkan untuk kekasihku, cepat." ucap Mew dengan tegas sekaligus menyeramkan.

"P-phi membela laki-laki itu dari pada diri ku? Apakah otak cerdas mu masih berfungsi dengan baik?!"

"Apakah sikap ku dan perkataanku di mata mu kurang jelas? Eyahlah dari hidupku, bangsat."

Mew menarik tangan Gulf ke arah tangga untuk turun dari rooftop.

"Phi Mew, Phi Gulf."

Mew dan Gulf berhenti dan menoleh ke belakang.

Betapa terkejutnya mereka melihat Viola sudah di ujung rooftop, tersenyum ke arah mereka beserta air mata yang mengalir.

"Aku sangat sedih ketika tahu bahwa dua laki-laki yang sangat aku cinta, berharap aku mati dan enyah dari hidupnya. Aku takut melakukan ini Phi, namun sepertinya ini adalah pilihan terbaik. Titip salam untuk Mama, Papa dan juga adik tersayangku, Olive. Aku mencintai kalian!"

Bagai tersengat listrik, tubuh Mew dan Gulf terasa kaku serta tidak bisa digerakkan.

Viola tersenyum lalu menjatuhkan tubuhnya.

Gulf otomatis memeluk erat Mew yang wajahnya sudah pucat, "Tenang okay. Kita langsung ke bawah untuk melihat langsung keadaan Ola. Jangan berbuat macam-macam, sayang." ucap Gulf dengan berusaha susah payah untuk terlihat tenang.

Olive berlari dan memeluk Mew saat kedua laki-laki yang menjadi saksi kejadian yang dilakukan Viola sudah berada di depan mayat kakak perempuannya.

"A-aku sudah menelpon Papa dan Mama hiksㅡ, mereka akan segera sampai."

Jenazah Viola segera di proses, agar cepat dikebumikan.

Tangisan memenuhi mansion utama keluarga Jongcheveevat.

Mew dan Gulf terkena tamparan kencang di kedua pipi mereka oleh tuan rumah mansion ini.

Tuan rumah itu memaki dan menghina Gulf karena menjadi penyebab Putri keduanya memutuskan merenggut nyawanya sendiri.

Karena tidak kuat pria manisnya diperlakukan kasar oleh Papa-nya, Mew berteriak sangat kencang dan memberitahu bahwa mulai saat ini ia akan tinggal bersama dengan Gulf.

Teriakan Mew disambut teriakan tidak kalah kencang dari sang Papa, bahwa ia setuju putra nya meninggalkan rumah dan jangan sampai kembali lagi.

Mew tidak ingin meninggalkan mansion keluarganya setelah kejadian yang dilakukan oleh adiknya, ditambah Mama-nya menangis dan memanggil nama nya supaya tidak pergi.

Namun, ia tidak bisa meninggalkan pangeran kecilnya yang sangat membutuhkan dirinya saat ini.

Mew sangat bersyukur kepada Tuhan, setidaknya fasilitas yang ia miliki tidak dicabut satu pun oleh Papa.

Akibat kejadian tersebut serta makian hingga hinaan yang diterima oleh Gulf, ia menjalani pengobatan untuk jiwanya yang terganggu selama liburan kelulusan.

Ia menjadi pria pendiam.

Dan sangat takut dengan laki-laki yang merupakan ayah dari kekasihnya.

Setiap malam sebelum tidur ia pasti mengucap, "Viola Samantha, maafkan aku." batin Gulf berteriak.

TBC

Pena notes: tandai jika aku typo.

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang