9

4.1K 389 49
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

Gulf tertawa pelan mendengar sapaan Olive sambil mempersilahkan sang tamu untuk masuk.

"Oh ayolah Olive, Gulf adalah adik Joss. Jadi, otomatis Gulf adalah adik ipar Olive bukan Kakak ipar."

Olive menyilangkan tangannya, "Jangan lupa dengan fakta bahwa kau adalah kekasih kakak ku."

"Siapa? Gulf tidak mengenalnya."

"Mew Suppasit Jongcheveevat, apa kau masih tidak mengenalnya?"

"Tentu saja Gulf mengenalnya, namun Gulf bukan kekasih Mew."

Olive memutarkan bola matanya dan menduduki salah satu sofa diruang tamu, "Masa bodo, aku tidak akan ikut campur."

Gulf berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman dan snack untuk Olive, kemudian ia ikut duduk di sebelah Olive.

"Olive kenapa kesini?"

"Apakah aku tidak boleh kesini?"

Gulf menggeleng cepat dan sedikit memanyunkan bibirnya, membuat Olive menghembuskan nafasnya lalu mengacak-acak rambut Gulf pelan.

"Bagaimana phi Mew tidak jatuh cinta, kalau sikap mu seperti ini Gulf."

"Gulf pandai membuat orang jatuh cinta dengan Gulf."

"Kau sangat beruntung karena tuhan memberikan mu berkat seperi itu."

Gulf mengambil remote untuk menyalakan televisi kemudian mencari saluran yang menayangkan hal-hal menarik.

Belum sempat menemukan saluran televisi yang diinginkan, Mew membuka pintu dan berteriak, "Aku pulang!"

Gulf otomatis berdiri dari duduknya dan berlari menuju sumber suara, kemudian memeluk Mew.

Olive berdiri dibelakang Gulf, "Oh lihatlah sifat manja nya mengalahkan sifat manja seorang gadis seperti ku."

Gulf makin mengencangkan pelukannya sedangkan Mew tertawa pelan.

"Apa kabar sweety?"

"Sangat baik."

"Kau ingin aku buatkan minuman kesukaan mu?"

"Tidak perlu, karena kekasihmu sudah membuatkan ku minuman."

Gulf melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Mew.

Mew merangkul pinggang Gulf, "Apa yang ia buat?"

Gulf menjawab dengan menunduk, "Air putih, karena hanya itu yang Gulf bisa buatkan."

Mew yang gemas dengan Gulf mengeratkan rangkulannya dan menggigit pelan pipi Gulf. Membuat pemilik pipi itu merengek pelan.

"Demi tuhan, aku akan menelpon Joss agar tidak menjadi lalat."

"Kau cocok menjadi lalat."

Olive menelpon kekasihnya, ternyata kekasihnya itu sedang berada di luar kota.

"Oh astaga, sial sekali nasib ku hari ini."

"Ada apa dengan Joss?"

"Kakak mu sedang berada di luar kota Gulf. Dan aku akan menghabiskan hari ini menjadi bayang-bayang kalian berdua."

"Nikmati saja, kau yang merengek ingin datang kesini sejak hari senin. Kau banyak bicara sampai lupa apa tujuanmu datang kesini." omel Mew.

Gulf menatap Olive, sebagai tanda meminta penjelasan.

Olive menghembuskan nafasnya, "Oke, aku minta maaf karena tempo hari, aku telah berbicara ketus padamu. Itu karena kakak brengsek mu selalu mengatakan sibuk, jika aku ajak bertemu. Padahal ia bisa menyempatkan diri untuk bertemu dengan mu."

"Oh ayolah Olive, Joss menemui Gulf karena dia adiknya."

"Tapi aku adalah kekasihnya!" teriak Olive.

Gulf bersembunyi dibelakang tubuh Mew setelah mendengar teriakkan Olive.

"Tenanglah, teriakkan mu membuat Gulf ketakutan."

Olive menyenderkan tubuhnya di punggung sofa, "Aku lapar phi. Aku belum makan sejak abad pertama."

"Kau sudah mati jika itu adalah kebenaran."

Gulf tertawa mendengar ocehan kakak beradik di depannya. Suasana nya tiba-tiba berubah menjadi menyenangkan.

Mew membelikan masakan rumahan untuk Gulf, Olive beserta dirinya.

Mereka menyantap makanan ditemani film action kesukaan Mew.

"Apa Win sudah pulang dari Sydney?"

"Sudah, kemarin Mew dan Gulf beremu dengan Win."

"Jahat! mengapa kalian tidak mengajakku?"

"Bright hanya mengizinkan aku dan Gulf yang berkunjung. Karena jika kau ikut, akan sangat heboh."

"Brengsek. Awas saja nanti, ketika aku bertemu dengannya dan ia memasang wajah idiot andalannya, akan ku tendang bokongnya sampai mental."

"Makan jangan bersuara Olive." omel Gulf dengan mata memelototi Olive, yang malah terkesan imut daripada menakutkan.

Olive mengangkat tangannya dan berpose hormat seraya mengatakan, "Baik kanjeng!"

Setelah itu, Olive mendapatkan cubitan menggemaskan dari seorang Gulf Kanawut, pria kesayangan kakaknya yang membuat ia merasa gagal menjadi seorang perempuan.

TBC

Pena notes: tandai jika aku typo.

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang