1

14.9K 711 11
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

"Mew Suppasit."

"Tidak hadir, Mrs."

"Mengapa hari ini dia tidak hadir?"

"Tidak ada kabar, Mrs."

"Gulf, kemana pergi nya saudara kembar mu itu?"

"Biasa Mrs, dia sedang di kantin bersama dengan Olive."

"Dasar bocah nakal dan centil itu, membuat kepala saya pusing setiap hari."

"Hukum saja Mrs, suruh mereka membersihkan lapangan dan aula saja. Mungkin mereka akan kapok," usul Gulf enteng.

"Benar juga,"
Ucapan Mrs. Anne membuat Gulf tersenyum masam.

"Tapi, Mrs mungkin akan diberi surat peringatan karena membiarkan anak kesayangan direktur sekolah ini membersihkan lapangan dan aula."

Usai mengucapkan kalimat tersebut, Gulf mengangkat pinggulnya dari atas kursi, lalu berjalan keluar dari kelas dan mengambil ancang-ancang untuk berlari secepat mungkin.

"GULF KANAWUT, AWAS KAU!!!"

Gulf tertawa kencang, karena merasa puas setelah berhasil membuat kesal guru menyebalkannya itu.

Pria manis itu berhenti tepat di kantin sekolah, sambil menetralkan detak jantungnya yang berdetak sangat cepat akibat ia berlari dengan kekuatan penuh.

Gulf menghampiri kedua remaja yang sedang makan bersama disalah satu meja kantin dan menurut rumor yang beredar, mereka adalah sepasang kekasih. 

"Kenapa ikut kesini?" tanya Mew dengan galak, ketika melihat Gulf yang datang menghampirinya dan langsung duduk disebelah Olive.

"Aku duluan,"
Ujar Olive dengan nada sinis dan langsung melenggang pergi dari kantin.

"Tuh kan Mew, Olive nya jadi marah sama Gulf."

"Makanya jangan aneh-aneh jadi manusia."

"Gulf normal, Mew yang aneh!"

"Iya-iya aku ngalah,"
Ucap Mew pasrah, karena jika perdebatannya terus dilanjutkan, tidak akan selesai.

"Mau makan? Tadi gak sarapan kan?"
Lanjut Mew.

"Hmm, Gulf mau Hamburger and lemon tea."

"Okay, wait prince."

Gulf tersenyum, memperhatikan Mew yang sedang menunggu pesanan miliknya dengan sabar. Matanya melihat ponsel Mew yang tergeletak diatas meja dengan layar terbuka, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, Gulf pun mengecek ponsel milik Mew.

"Siapa tau ada aib Mew di ponsel ini, kan lumayan kalo Gulf kirim ke temen yang ikut ekstrakurikuler 'majalah sekolah," gumam Gulf lirih.

Sebelum Gulf menekan share, benda berbentuk persegi panjang itu sudah melayang, karena direbut oleh sang pemilik. Gulf memajukan bibirnya kesal, padahal sedikit lagi foto idiot Mew akan muncul di majalah sekolah. Namun, tuhan sepertinya sekarang sedang tidak dipihaknya.

Mew mengecup bibir Gulf secepat kilat,
"Jangan macam-macam prince dan cepat habisi sarapannya."

Gulf berdecak pelan, sambil menatap Mew dengan tatapan sebalnya itu. Namun, Gulf tetap menuruti perintah Mew, untuk cepat menghabiskan Hamburger dan lemon tea kesukaannya.

"Kenapa bolos pelajaran Mrs. Anne hm?" tanya Mew dengan tatapan lembutnya, sedangkan tangannya sibuk membersihkan bibir Gulf yang belepotan.

"Gulf mau ketemu Mew."

"Saat istirahat bukannya kita bisa bertemu, sayang?"

"Benar, tapi Gulf mau ketemu Mew nya sekarang,..."

"Okay prince."

Setelah Gulf menghabiskan makanan favoritnya, Mew mengajak Gulf untuk masuk ke kelasㅡ yang lebih tepatnya masih jam pelajaran Mrs. Anne.

Namun, Gulf menolak ajakan Mew karena pria manis itu takut dihukum. Mew terkekeh geli, "manisnya pria kecil ini tuhan.."

"Gulf mau ke rooftop saja, nanti kalo Gulf masuk malah diomelin terus dihukum! Gulf ngga mau pokoknya."

"Baiklah, prince."
Mew merangkul pinggang Gulf dan berjalan bersama menuju rooftop sekolah.

Mereka duduk di sofa yang terdapat di rooftop dengan tangan Mew yang setia merangkul pinggang sang pria.

Gulf menatap Mew, lalu mencium pipi Mew cepat, "Tadi Mew ngapain sama olive di kantin?"

"Mau tau sweetheart?"
Mew memakai tangan miliknya yang lain untuk mengusap lembut pipi Gulf.

"Gulf mau tau, mau banget Mew!!!"

"Tidak gratis sayang, ada syaratnya."

"Mew pasti gitu, Gulf sudah hapal syarat yang Mew maksud itu apa."

Gulf duduk dipangkuan Mew dan mengalungkan tangannya dileher pasangannya, bibir mungil miliknya mulai mendarat di bibir seksi milik Mew.

Mew mengusap punggung prianya dengan sangat lembut dan melumat bibir Gulf yang merupakan candu untuknya.

Gulf melepaskan ciuman mereka, lalu mengusap bibir Mew dan mengecupnya. Senyum terbit dibibir manis Gulf, karena sudah melaksanakan syarat yang diberi oleh Mew.

Gulf menunggu Mew menjawab pertanyaannya, namun Mew hanya menatap Gulf dengan mata yang mulai menggelap. Mew merapatkan tubuhnya dengan tubuh Gulf dan mendekapnya erat.

"Ingat Gulf, jangan pernah melakukan hal seperti ini selain denganku, kau boleh melakukannya hanya saat bersamaku."

"Kau mengerti kan, sweetheart?" lanjut Mew dengan tatapan lembutnya.

Gulf menangkup pipi tirus Mew dan mengusapnya, "Gulf, sangat mengerti!!"

"Good baby."


TBC

Bagaimana chapter 1 dari story Second Secrecy menurut kalian...

Komen yaaa biar aku tau kurangnya aku dalam menulis cerita ini. Karena ini cerita pertama ku, maaf kalo kata²nya tidak sesuai dengan kalian.

Tandai juga kalo aku typo!

Thank you.

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang