7

4.7K 386 2
                                    

Happy reading!
Vote and comment.

Mew dan Gulf pergi ke supermarket terlebih dahulu, Namun hanya Mew yang memasuki supermarket. Karena akan sangat lama jika Gulf ikut turun tangan.

Mew membeli ice cream dengan berbagai jenis, macam-macam biskuit, coffe beserta yogurt. Setelah itu membayarnya dan kembali ke dalam mobil lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah Bright dan Win.

Beberapa menit kemudian, sampailah mereka ditempat tujuan. Penjaga gerbang keluarga Chivaaree membuka kan gerbang dan mempersilahkan mobil Mew untuk masuk. Mew memarkirkan mobil miliknya di pekarangan, tak lupa membunyikan klakson sebagai pemberitahuan bahwa mereka sudah sampai. Gulf sangat bersemangat, terlihat dari wajahnya yang tampak berseri-seri.

Gulf melepaskan seatbelt yang terpasang di tubuhnya, lalu ia terburu-buru keluar dari mobil karena melihat Win sedang berlari menghampirinya.

Bak pemeran drama korea yang akan berpelukan dengan erat jika tidak bertemu dalam jangka waktu yang lama. Begitupun dengan Gulf dan Win, mereka berpelukan seperti sudah berabad-abad tidak bertemu.

Mew menghampiri Gulf dan Win yang sudah selesai melepas rindu, "Gulf membawakanmu cemilan. Ambillah dan makan bersama." ucap Mew sambil mengacak-acak rambut Win.

"Siap phi Mew! Ayo phi Gulf, kita ke ruang tv. Aku ingin bermain playstation bersama phi."

Gulf menatap Mew, meminta persetujuan.

"Pergilah, bermain sesukamu."

Gulf mencium pipi Mew sebelum tangannya ditarik oleh Win.

"Kau juga cepat masuk," ucap bright.

"Tentu."

Gulf dan Win menduduki karpet wol lalu menyandarkan kepalanya di sofa yang berada tepat dibelakang tubuh mereka. Win mengeluarkan playstation miliknya dan bermain bersama Gulf.

"Phi, apakah phi Gulf dan phi Mew memiliki hubungan?"

"Hubungan seperti apa maksudmu?"

Win melihat Mew dan Bright menghampirinya beserta Gulf, "Ah, lupakan saja phi. Tadi aku hanya penasaran." Gulf menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan game yang sedang ia mainkan.

Mew menduduki sofa yang berada tepat di belakang Gulf. Memainkan rambut Gulf, yang malah mendapat omelan dari pria kecilnya.

"Jangan memainkan rambut Gulf, nanti mengantuk."

Mew mencium pucuk kepala Gulf kemudian bertanya, "Dimana cemilannya?"

"Tadi ditaruh di kulkas oleh bibi Martha, apa phi ingin aku mengambilnya?" tanya Win.

"Biar aku saja yang mengambilnya." Bright menawarkan dirinya seraya menyentil pelan hidung mancung milik Win.

"Tumben sekali." gumam Win pelan.

"I hear, boy."

"Aku tidak mengatakan apapun, phi Bright!"

"Woah Bright, sinyal pendengaran kau cukup bagus ternyata." ejek Mew diikuti tawa khasnya.

"Kau tau, ini sangat berfungsi untuk mendengar suara teriakan atau bisikan penggemarku saat sedang memuja setiap lekuk tubuh yang aku miliki."

Gulf bertepuk tangan dengan kencang sambil tertawa yang membuat semua orang melihat dirinya, "Percaya diri Bright sangat tinggi."

Mew menarik tangan Gulf agar prianya duduk dipangkuannya, mengecup bibir Gulf singkat.

"Aku bangga denganmu." ucap Mew disertai tawa yang sangat kencang.

"Son of a bitch." maki Bright.

Mereka berempat akhirnya menonton film bergenre action yang judulnya di rekomendasikan oleh Win Metawin.

Saat petang, Mew memutuskan untuk pulang dan Gulf pasti mengikuti kemauan Mew.

Ternyata karena malam minggu, lalu lintas sangat macet.

Gulf melepas seatbelt yang terpasang di tubuhnya lalu berpindah duduk dipangkuan Mew. Memeluknya dan menenggelamkan wajah imutnya di ceruk leher Mew.

"Tidur, Prince."

"Apakah baik-baik saja, jika Gulf seperti ini?"

Mew mengusap rambut Gulf dengan lembut, "Tentu saja. Tidak ada yang bisa menolak permintaan priaku."

"Sangat manis."

"Tentu saja, kau sangat manis."

"Maksud Gulf, pernyataan Mew."

Mew mengendarai mobilnya dengan hati-hati, karena ia sedang membawa pangeran kecil yang sangat berharga. Sesekali mencium dahi Gulf perlahan, takut membuatnya terbangun.

Padahal ia ingin mengajak Gulf ketempat biasa yang selalu mereka kunjungi di malam minggu, namun pangeran kecilnya sudah tidur terlelap di dekapannya.

Setelah sampai dikamar, ia menidurkan Gulf diranjang dan menggantikan baju Gulf dengan piyama.

Mencium dahi Gulf serta berbisik, "Malam dan mimpi indah, pangeran kecil."


TBC

Pena notes: tandai jika aku typo.

SECOND SECRECY [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang