Happy reading!
Vote and comment.Gulf membangunkan Mew dari tidurnya yang damai, kemudian menyuruhnya untuk bersiap-siap untuk menuju sekolah.
Mew tidur sangat larut karena Olive bermain di apartemennya sampai jam 11 malam dan Mew juga mengantarnya pulang. Sedangkan Gulf yang tidak kuat menahan kantuknya, tertidur pada jam 8 malam.
Seperti hari-hari biasanya, Mew dan Gulf sarapan bersama lalu menaiki mobil dan menuju sekolah tempat mereka mendapatkan ilmu.
Sesampainya di kelas, Gulf langsung menghampiri Bright.
"Apakah Win akan pindah ke sekolah ini?"
Bright menoleh, "Home schooling. Walaupun ia merengek meminta sekolah disini sampai menangis, aku tidak akan mengizinkannya."
Gulf memanyunkan bibirnya, "Mengapa?" membuat Bright menghela nafas.
"Aku tidak akan membiarkan dia berpaling dariku."
Terdengar suara tepuk tangan kencang yang ternyata berasal dari tangan Mew.
"Apa yang kau lakukan Gulf? kursi mu berada disini."
"A-ahh iya benar! Gulf akan kesana Mew, tapi Gulf ingin bicara dulu dengan Bright."
Mew menatapnya datar, "Apa kau tidak mengerti kata-kata yang keluar dari mulutku?"
Gulf menundukkan wajahnya dan segera menuju tempat duduknya yang bersebelahan dengan Mew.
Mew otomatis merangkulkan tangannya di pinggang ramping milik Gulf dan mendekatkan wajahnya di samping telinga Gulf.
"Kau tahu, ini masih pagi dan kau sudah membuatku kesal."
"Maaf Mew."
"Apa yang kau dapat jika membuatku kesal?" tanya Mew dengan sesekali menggigit telinga prianya.
"Hu-hukuman," cicit Gulf.
"Ah kau memang pintar sayang," Mew mencium pipi Gulf sekilas, "persiapkan dirimu, aku akan menghukummu."
Gulf menganggukkan kepalanya lemah.
Mew melepaskan rangkulannya saat guru mata pelajaran fisika memasuki kelas. Mew sangat menyukai pelajaran fisika, karena itu Mew sangat fokus jika mata pelajaran tersebut dimulai.
Berbeda dengan Gulf, ia merasa kepalanya akan pecah jika bertemu dengan fisika. Lebih baik ia mengerjakan Matematika dibanding mata pelajaran yang disukai lelakinya.
'Apa Gulf baru saja mengakui bahwa Mew adalah lelaki Gulf?' gumam nya dalam hati.
Gulf merasakan pipinya memanas dan senyum manis terukir indah di bibir cantik nya.
Bel istirahat akhirnya berbunyi, membuat seluruh murid berlomba-lomba menuju kantin dan memesan makanan yang mereka inginkan.
Gulf mengeluarkan dua kotak bekal dari dalam tasnya,
"Kau membawa dua, yang satu lagi untuk siapa?" tanya Mew.
"Satu untuk Mew dan Gulf yang satu lagi untuk Bright."
Mew mengangguk, "Suapi aku, tanganku tidak kuat untuk mengangkat sumpit."
Gulf tertawa pelan, "itu alasan klasik."
Bright menghampiri Mew dan Gulf, "Itu makan siang ku kan?"
"Tentu saja, ambil lah Gulf membuat spageti yang sangat enak."
"Thank you na," ucap Bright dengan mengacak-acak rambut Gulf pelan.
Mew menepis tangan Bright yang berada di rambut pangeran kecil kesayangan nya.
"Jangan sentuh milikku, karena kau juga tidak ingin jika aku menyentuh milikmu."
Bright yang sudah tahu sifat Mew, akhirnya memilih mengalah. Dari pada Mew nekat menyentuh Win, pria miliknya.
Setelah melewati beberapa jam, bel pulang sekolah berbunyi. Mew memilih untuk langsung menuju apartemen mereka untuk beristirahat.
Gulf mencuci muka, melepaskan seragam sekolah dan mengganti baju santai dengan ukuran all size, karena ia malas menggunakan celana.
Gulf mencari keberadaan Mew, namun ia menemukan sticky notes di kulkas.
"Aku pergi ke gym untuk latihan sore," Gulf membaca isi sticky notes tersebut dengan pelan.
Gulf berpikir untuk mengantarkan baju kotor ke tempat laundry, karena baju kotor miliknya dan milik Mew sudah menumpuk.
Akhirnya Gulf memakai celana pendeknya dan menuju tempat laundry yang tidak jauh dari apartement.
TBC
Pena notes: tandai jika aku typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND SECRECY [ REVISI ]
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA [21+] Gulf ingin selalu bersama Mew dimanapun Mew berada. Sifat menggemaskan yang ada pada diri Gulf, membuat Mew tidak dapat menolak permintaan yang keluar dari bibir tipis nan manis milik pangeran kecilnya. "Mew and Gulf n...