Prolog

9.9K 701 268
                                    

⚠ Mature Contents ⚠

___________________________________________

"Hhhh..."

Jisung memejamkan mata erat disertai dengan alis yang mengerut samar. Bagian bawahnya kerasa penuh dan hangat, begitu basah kala Minho menyemburkan cairannya ke dalam sana.

Bener, pemuda berhidung bangir itu baru mendapat pelepasan pertama setelah kegiatan panas yang mereka lakukan malam ini, ngebuat si manis harus rela menunda pekerjaan sekolah karena tuannya tengah ingin bermain.

Mau gak mau, gak ada pilihan lain, Jisung harus menurut karena satu dua hal yang terjadi di masa lalu.

"Buka mata lo."

Padahal rasanya Jisung begitu enggan menatap pemandangan menyakitkan di atasnya, namun sekali lagi, tupai satu itu gak bisa membantah ucapan yang lebih tua.

Perlahan manik berbeda warna tersebut mulai terlihat kala Jisung membuka kelopaknya, menampilkan kelereng sewarna amber di kiri serta warna hijau berkilau pada mata kanannya.

Memang, Jisung adalah seorang heterochromia.

Populasi manusia dengan warna mata berbeda begitu langka, namun keindahan itu dianugrahkan kepada Jisung di antara segala penderitaan yang ia miliki.

Namun sayang sekali, gak peduli seberapa mempesona kedua manik itu, yang bisa Jisung liat selama hidupnya hanya hitam dan putih. Mengidap buta warna sepertinya merupakan bayaran yang sepadan untuk netra cantik tersebut.

Saking cantiknya bahkan Minho terpesona setiap pandangan mereka bertubrukan. Gak masalah, setidaknya Minho bisa jatuh hati pada sosok mungil itu ketika mereka bertatapan. Karena ketika berada di lain situasi, pemuda tampan tersebut tentu memiliki orang lain untuk dicintai.

Menyakitkan.

"Bersihin diri lo." yang lebih tua tiba tiba berujar ketika puas memandangi kelereng si manis, mencoba abai pada air mata yang mulai menggenang, gak terlalu peduli dengan fakta kalau Jisung tengah bersedih. Fisik bahkan hatinya udah tersakiti dengan cara yang paling hina, oleh sosok yang sialnya- gak bisa Jisung benci.

Butir hitam pekat sewarna onyx milik Minho lantas bergulir ke arah lain, tubuh polos itu mulai beranjak pergi dari atas badan Jisung sampai akhirnya tautan becek mereka di bawah sana jadi terlepas.

Gak ada kecupan, gak ada ucapan terimakasih atau lontaran kalimat khawatir. Yang Minho lakuin hanya berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuh lalu bergegas tidur. Lagipula ini udah begitu larut, entahlah, lelaki kelahiran oktober itu cuma ngerasa pengen sedikit bermain dengan Jisung setelah cukup lelah berjalan jalan dengan sang pujaan hati- Winter.

Sebrengsek itu memang, namun sayangnya Jisung sama sekali gak memiliki hak untuk menolak. Menyedihkan.

"Hiks..."

Sepeninggalan Minho, tanpa membiarkan ada yang tau, lelaki manis satu itu segera menarik selimut untuk kemudian membenamkan tubuh di bawah sana, merasakan hangat dari kain tebal tersebut sembari mengusap jejak dingin dari air mata yang mengalir keluar.

Dirinya perlu beristirahat sebentar, membersihkan diri lalu tetap terjaga guna menyelesaikan tugasnya dan juga tugas milik Minho.

Sungguh, rasanya gak masalah kalau Jisung cuma dibabukan kayak gini, namun jika udah berurusan dengan hubungan intim, rasanya konsekuensi yang ada terlalu berat untuk Jisung hadapi seorang.

Ketika hati udah terlibat, maka semua akan berubah rumit.

Hey, jatuh cinta sendirian rasanya bener bener buruk.

Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang