Chapter 17 - Sebuah Perayaan Kecil

2.9K 465 89
                                    

"Yuri." Jisung langsung memanggil sembari berlari kecil begitu ngeliat kedatangan sosok yang sejak pagi ini udah dia tunggu. Ah ya ngomong ngomong sekarang hari senin, yang mana hal itu berarti ulangan hari pertama akan dimulai.

Jisung sengaja dateng lebih pagi supaya ada waktu untuk ngobrol dengan sang gadis barang beberapa menit. Pasalnya Yuri itu susah banget diajak berinteraksi, dia tentu akan lebih suka menghabiskan waktu bersama dengan tumpukan buku, terlebih lagi di musim ulangan kayak sekarang.

"Ada apa Ji?" tersenyum tipis, perempuan berambut hitam itu lantas menghentikan langkah ketika baru aja menjejakkan kaki di area sekolah.

Nunggu bentar, si tupai akhirnya sampai di hadapan Yuri. Pemuda berpipi gembil itu ngulas cengiran lebar yang khas sebelum mengutarakan tujuannya pagi ini.

"Bisa ngomong bentar gak?"

Kening yang lebih muda menyerngit samar, tumben banget temen sekelasnya itu mau berbincang. Pasalnya mereka kan jarang ngobrol, bukan karena benci atau gimana, ya pada dasarnya circle pertemanan keduanya berbeda.

"Ngomong apa Ji?" Yuri bertanya dengan wajah bingungnya, ngebuat Jisung seketika ngegaruk belakang tengkuk canggung, bingung gimana cara ngejelasinnya.

"I-itu, mending kita ke taman aja bentar. Lo keberatan?"

Terdiam sejenak, gadis Jo itu berniat untuk nolak tapi gak enak, jadi yaudah deh, sepertinya beberapa menit terbuang untuk hal lain gak masalah.

"Boleh, tapi cepet ya. Gue perlu belajar dulu."

Jisung tersenyum cerah lalu ngangguk semangat. Seriusan, padahal ini baru jam enam lebih dikit, tentu begitu sulit menemukan sosok pelajar kayak Yuri yang begitu giat dan ulet menempuh ilmu. Temen temen yang lain paling masih molor di rumah, terutama oknum bernama Felix sama Changbin.

Jalan bentar, mereka akhirnya sampai di taman sekolah yang begitu luas. Mendudukkan diri di salah satu bangku kayu, Jisung lantas ngehela nafas sekilas. Sebenernya dia gak tega, tapi hal ini tentu aja harus diluruskan.

"Bukan maksud gue nuduh atau gimana, tapi Ri, lo kan yang nyebarin rumor tentang gue?" si tupai langsung bertanya pada pokok permasalahan, ngebuat perempuan di sampingnya seketika terdiam dengan wajah menegang.

"H-haha apa maksud lo? Gue gak ngerti, rumor apa?"

Ketara banget, raut panik itu gak bisa disembunyikan dari Jisung.

Tersenyum tipis, lelaki kelahiran September tersebut lantas ngerogoh saku guna mengambil ponsel lalu mengutak ngatiknya sebentar.

"Ini, ini nomor ponsel lo kan?" Jisung masih memasang tampang ramahnya, dia sempet emosi kemarin, namun setelah dipikir pikir, kayaknya pemuda Han itu tau alasan kenapa Yuri melakukan hal ini.

Jadi selagi bisa dibicarakan baik baik maka Jisung gak akan menggunakan cara kasar. Lagipula selama ini gadis Jo itu terlihat begitu pendiam serta kalem, gak pernah bikin rusuh lah intinya, kerjaannya cuman belajar belajar dan belajar.

Di sisi lain, Yuri seketika diam membeku untuk kedua kalinya, darimana Jisung dapet? Apa ada yang sengaja ngadu?

"Ha? A-ah, bu-bukan kok, itu bukan nomor gu-"

Drtt drtt...

Jisung masih mempertahankan wajah ramahnya.

Detik itu juga Yuri langsung ngerogoh ponsel di dalam saku jas almamater, buru buru ngematiin ponsel lalu noleh ke arah Jisung dengan wajah panik.

"E-enggak Ji, itu tadi bunda yang nelfun. Bukan gue-"

Pukk...

Nepuk pundak gadis tersebut sekilas, Jisung lantas mencoba meminta pengertian dari Yuri. Dia tentu udah ngelewatin banyak hal sehingga sebuah pengendalian diri dan kesabaran cukup dikuasai oleh Jisung. Pemuda manis itu masih berpikir jernih.

Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang