Chapter 16 - Rasa Cemburu?

3.1K 463 106
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Usut punya usut ternyata Minho ngebawa yang lebih muda untuk pergi ke gudang belakang sekolah tempat biasa mereka berzinah. Pantesan aja feeling Jisung kerasa gak enak, ternyata dirinya diseret ke sini. Bukannya gimana gimana, cuman ya setiap menjejakkan kaki di tempat kotor tersebut, pasti rasa sakit doang yang akan Jisung dapatkan.

Bahkan dulu dia pernah hampir diperkosa oleh Minho di tempat laknat itu, namun untungnya Jisung berhasil memberontak lalu kabur- ya meski ujung ujungnya begitu sampai di apartement tetep disetubuhi, malah lebih parah.

Brukk...

Gara gara asik ngelamun ngebuat Jisung gak siap pas tubuhnya tiba tiba aja didorong bahkan sampai ngebuat si manis jadi nyusruk ke tumpukan meja meja usang yang disusun sembarangan di dalam sana.

Minho rada kaget juga sih, sedikit khawatir namun tetep masang wajah dingin begitu menyadari kalau Jisung gak kenapa napa.

Entahlah pokoknya bawaan Minho itu kemusuhan mulu ketika berhadapan dengan sang sumbisive, kayak ada kebencian yang susah untuk dijelaskan. Padahal dia gak bermaksud, tapi kadang kata yang keluar justru gak sikron sama apa yang tengah dia pikirkan.

Dasar, kelamaan menjadi seorang yang denial ngebuat pemuda berhidung bangir itu jadi susah menyampaikan maksud yang sebenarnya.

Terdiam selama hampir lima detik, pada akhirnya Jisung membuka suara karena ngerasa kebingungan saat ini.

Itu perasaan si tupai rada campur aduk, antara kaget, malu sama gak mudeng kenapa dia malah diajak dateng ke sini. Jadi bertanya adalah solusi terbaik.

"Lo mau apa?" to the point. Untuk apa basa basi kalau dia udah tau endingnya kayak gimana.

Paling Minho bakal ngejulid lagi, entah apa salah Jisung kali ini.

Yang lebih tua keliatan gusar, terbukti dari pandangannya yang dilempar ke samping sembari mengusap wajah kasar.

Minho kesulitan menemukan kata yang tepat untuk dilontarkan.

"Bisa gak sih lo jangan ngerepotin orang?"

Kan.

Jisung udah hafal.

Kening lelaki menggemaskan itu lantas bertaut samar. Hey, dia udah nyoba sabar ya sejak dulu, lalu kenapa Minho selalu ngajak dia tubir bahkan di saat saat Jisung gak punya mood sekali pun?

Selalu, selalu kayak gini, Jisung capek okay.

Ngeliat respon keterdiaman yang diberikan oleh Jisung ngebuat sosok tampan itu seketika gelagapan. Enggak, bukan itu maksudnya. Minho cuman ngerasa sedikit resah pas ngeliat Jisung yang hampir kena bola tadi, gak tau kenapa. . .

"Gue gak pernah minta lo untuk repot repot ngebantuin gue."

Jawaban dengan nada datar itu justru terasa melubangi dada sang dominan, ngebuat hati Minho serasa mencelos. Karena sialnya, yang diucapkan Jisung terlampau benar.

Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang