Chapter 02 - Alasan Dari Pemicu

4.2K 568 96
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Kayak yang Minho bilang tadi, saat ini nyonya dan tuan Lee bener bener datang berkunjung ke apartement mereka. Kebetulan ada waktu luang makanya mampir, sekalian pengen tau keadaan anak sama calon menantu mereka.

Iya bener, situasi saat ini emang sedikit rumit.

Memangnya apa lagi alasan Minho sama Jisung tinggal bersama jika bukan karena memiliki sebuah ikatan spesial? Maksudnya, mereka bukan temen atau saudara, tapi merupakan dua anak kurang beruntung yang terikat sebuah perjodohan.

Cukup klise, tapi sayangnya alasan mereka dijodohkan gak semudah cerita cerita fiksi, Jisung terjebak dalam situasi yang bener bener gak menguntungkan.

Sama seperti lelaki brengsek di luaran sana, tentunya Minho meminta Jisung untuk ikut dalam sandiwaranya menjadi 'pasangan bahagia' di depan sang mama dan papa. Selain untuk menyelamatkan diri sendiri, sebenarnya tindakan itu juga turut menjauhkan Jisung dari masalah yang kian rumit. Dengan kata lain, mereka sama sama diuntungkan dengan kepura puraan ini. Jadi, meski menyakitkan, tapi gak masalah untuk dilakukan.

"Mama seneng akhirnya kamu ngambil keputusan yang tepat, Jisung." Saerom selaku ibu dari Minho berucap senang sembari ngulas senyum manis, ngebuat Jisung ngangguk canggung sambil melemparkan lengkung kaku.

Sialan.

Suasana di meja makan sungguh terasa begitu gak nyaman. Jisung pengen buru buru pergi dari situasi ini, terlebih lagi Minho sama sekali gak memperlihatkan tanda tanda untuk membantu ngejawab pertanyaan demi pertanyaan orang tuanya, pemuda berhidung bangir itu masih asik sama sepiring nasi beserta lauk di hadapan.

"Jadi sama seperti perjanjian, kalau kalian udah lulus kalian akan langsung dinikahkan. Urusan kuliah belakangan aja." tuan Lee lantas membuka suara ketika makanannya udah habis, ngambil selembar tissue di atas meja untuk kemudian digunakan mengelap mulut.

Kedua remaja di hadapannya seketika menghentikan pergerakan lalu saling tatap selama sepersekian detik. Jisung neguk ludah gugup sedangkan alis Minho udah keliatan menukik gak suka.

"Papa kenapa sih ngebet banget pengen kita nikah? Kita masih muda pa." itu suara Minho, lelaki tampan satu itu beneran udah muak sama segala tuntutan yang mereka beri. Harus ini dan itu, hey terlepas dari segalanya, Minho tetap menyandang gelar sebagai seorang manusia.

Dengan santai tanpa ada beban, pria dewasa itu lantas melontarkan kata yang hampir ngebuat Minho membalikkan meja di hadapannya.

"Semua itu karena kamu Minho. Kamu gak bisa diandalkan untuk mimpin perusahaan makanya Jisung harus turut andil membantu."

Ck.

Srett...

"Aku selesai." tanpa ngehirauin masalah sopan santun, pemuda Lee itu lantas naruh kasar garpu serta sendoknya ke atas piring sampai menimbulkan bunyi nyaring- sebelum akhirnya bangkit kemudian berjalan masuk menuju kamar, tentunya setelah ngebanting pintu dengan cukup keras.

Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang