Chapter 08 - Terasa Hambar

3.2K 490 94
                                    

Pulang pulang Minho udah main ngukung Jisung di dalam kamarnya. Kali ini tentu berbeda dengan kejadian tempo hari lalu, kalau kemarin Minho kebawa emosinya hanya sebatas baku hantam, nah kali ini ritual yang cukup sering dia lakukan ke Jisung akan terulang kembali.

Dan tentunya Jisung akan ngerasa jauh lebih baik bertukar pukulan daripada dirinya yang dilucuti sedemekian rupa seperti saat ini.

Percayalah, pemuda manis itu udah berusaha untuk memberontak namun ia kalah tenaga, terlebih lagi yang lebih tua membawa serta sebuah tali kain untuk mengikat masing masing tangan sang sumbisive di sisi ranjang milik Minho.

"H-Ho, lepas!!" Jisung gak pengen dirinya dijamah lagi.

Okelah, gak apa dirinya dipukul atau disiksa dengan cara lain, asalkan jangan sampai berhubungan intim, hatinya terlalu lelah untuk menanggung konsekuensi ini. Dan juga tentunya ada sosok lain yang Jisung pikirkan karena bagaimana pun, saat ini dirinya tengah terikat hubungan asmara dengan Hyunjin- terlepas dari si tupai yang masih menyimpan secuil rasa untuk Minho di sudut hatinya yang paling gelap.

Udah cukup, jangan sampai rasa sakit itu muncul lagi ke permukaan. Jisung tentunya mulai melupakan hal tersebut, udah terlewat beberapa pekan mereka gak pernah berhubungan badan lagi dan sialnya sore ini sang dominan keliatan gak bisa menahan diri.

"Jangan berontak atau gue bakal main kasar." Minho berucap dengan wajah yang berada diantara selangkangan Jisung, bergerak melepaskan pengait serta zipper celana yang anak itu kenakan sebelum akhirnya menarik lepas dalam sekali hentakan- ngebuat Jisung seketika menggerak gerakkan kaki berontak namun dapat lebih dulu ditahan oleh si tampan.

"Minho, gue mohon jangan." ngerasa dirinya gak bisa ngelawan, Jisung lantas mulai memelas meminta pengampunan. Oh ayolah, dia bener bener gak mau kejantanan yang lebih tua masuk secara paksa lalu mengubrak abrik lubang sempit miliknya.

Tapi sayangnya, Minho keliatan gak peduli sama sekali. Dia ingin menghukum sosok tersebut.

Sama seperti hari hari lalu, gak ada alasan khusus. Minho hanya ngerasa kebenciannya meledak ledak lalu berhasrat untuk menyakiti Jisung sedemikian rupa. Dia tau Jisung benci dimasuki maka dari itu dia akan melakukannya.

Lagian, di kepala pemuda berhidung bangir tersebut tertanam; kehadiran Jisung ngebuat kencannya gagal dan berakhir dengan dia serta Winter bertengkar kecil. Beruntung gak terjadi keributan besar karena kalau enggak, bisa sia sia usaha Minho selama satu tahun belakangan.

Seolah tuli, Minho lantas mulai beranjak ke atas tubuh yang lebih muda, ngelepas celana pramuka serta dalaman yang ia kenakan sebelum akhirnya melempar asal ke atas lantai- menampilkan penis pemuda tersebut yang mulai mengeras.

Jisung yang ngeliatnya langsung melotot panik. Tangan serta kaki ia gerakkan asal, mencoba melepaskan diri meski pergelangannya udah mulai memerah akibat eratnya tali yang menjerat. Minho bener bener gak punya belas kasih.

Jisung itu kuat, sangat. Namun hanya di titik ini dia akan terlihat lemah, bahkan air mata mulai menggenang pada manik bulatnya. Dan tentu aja, Minho menikmati hal tersebut.

"Gue harap lo bakal belajar untuk gak ngusik kehidupan gue lagi, Han." Minho berucap dengan pandangan merendahkan setelah mendekatkan wajah ke arah Jisung. Kaki anak itu dia tahan, mematahkan segala gerakan yang bisa dilakukan oleh si tupai.

"H-Ho gue mohon hiks...maafin gue. Gue janji gak bakal ngeganggu lo sama Winter lagi."

Mendengar lirihan tersebut ngebuat Minho tergelak cukup keras. Ia ubah posisi menjadi lebih dekat, duduk diantara tungkai Jisung yang mengangkang di hadapannya, mulai memposisikan kejantanan menegangnya di hadapan hole berkkedut milik si manis.

Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang