Chapter 18 - Panggung Kecil

2.9K 493 185
                                    

Beberapa hari berlalu dan berita baiknya ulangan semesteran udah selesai. Meski bakal ada jadwal remidian minggu depan tapi setidaknya siswa siswi tersebut pengen terbebas barang sejenak dari soal soal yang kerasa menguras otak. Gak susah susah banget sebenernya, mereka cuman males mikir aja.

Yah, masa masa ini tentu adalah saat yang pas digunakan untuk jalan jalan atau sekedar liburan.

Minho berdiri di hadapan cermin lemari kamarnya sambil melamun beberapa saat, mulai memikirkan alasan kenapa dia malah ngajak Jisung buat ikut sore ini. Gak ke tempat aneh aneh kok, hanya hadir untuk menyaksikan pemuda berhidung bangir itu yang bakal manggung di cafe miliknya dan teman teman.

Entahlah namun belakangan ini Minho udah mulai ngerasa 'biasa aja' ke Jisung, gak benci baneci banget kayak dulu. Lagipula semenjak kejadian si tupai yang ngajarin dirinya bahkan sampai anak itu ketiduran- sedikit banyak lelaki tampan itu ngerasa agak...bersalah?

Pasalnya Jisung tetep aja baik setelah segala rasa sakit yang dia berikan. Semakin Minho berpikir maka semakin hilang alasan dia ngebenci Jisung. Pemuda kelahiran Oktober itu mulai tersadar jika selama ini si manis juga sama seperti dirinya, sama sama menjadi korban dari permainan para orang tua.

Dan juga, kalau dibicarakan baik baik, mungkin aja kan Jisung bisa ngebantu nyari solusi dari masalah mereka lalu sosok menggemaskan itu juga pasti bakal bisa mengerti serta membantunya untuk mendapatkan hati Winter.

Dan ya beginilah jadinya, beberapa menit lagi mereka akan berangkat ke cafe pinggiran kota bersama sama. Jalan jalan menikmati senja layaknya sepasang kekasih yang tengah kasmaran.

Padahal aturan kan Minho ngajak Winter aja buat dateng, terlebih lagi tadi Jisung sempet nolak karena udah ada janji buat nongkrong bareng Felix dan Changbin, cuman ya gak tau kerasukan apa Minho malah maksa yang lebih muda.

Yaudah deh, anggap aja ini salah satu bentuk penebusan atas rasa bersalah Minho selama ini. Lagipula satu tahun tinggal bersama, hampir gak pernah mereka menghabiskan waktu bersama untuk refreshing.

Jangankan kelayapan nyari angin, ngomong aja mereka jarang, Minho lebih sering menghabiskan waktu di luar atau di kamarnya, kalau urusan apartement mah udah Jisung yang menghandle. Pas ada bahan masakan atau hal hal lain yang kurang baru deh Minho bergerak.

"Hahh bodo amat lah, anggap aja lo ngelakuin ini karena ngerasa gak enak." Minho bergumam pelan, gak mau ambil pusing mengenai 'kenapa dirinya menjadi baik ke Jisung akhir akhir ini'. Lagipula si tupai berpikir jika tindakannya ini hanya untuk meluluhkan hati Winter, jadi biarin aja lah, toh bagus, Jisung jadi gak akan mikir aneh aneh nanti.

Hm, aneh aneh kayak apa contohnya Ho?

Memilih bodo amat, Minho lantas jalan ke arah pojokan kamar dimana tas kecil berisi stick drum miliknya berada. Ambil lalu sampirkan di pundak, pemuda bermole di ujung hidung itu lantas membawa tungkai untuk keluar dari kamar.

Cklekk...

Cklekk...

Keduanya langsung terpaku satu sama lain ketika gak sengaja keluar secara berbarengan dari kamar masing masing.

Tanpa diminta mereka saling pandang, menelisik penampilan satu sama lain.

Jisung dengan baju kaos putih dan kemeja luaran serta celana jeans, sedangkan Minho mengenakan atasan berupa kaos hitam dibalut jaket dengan warna yang sama, sebuah hairband serta celana berwarna putih.

Jisung dengan baju kaos putih dan kemeja luaran serta celana jeans, sedangkan Minho mengenakan atasan berupa kaos hitam dibalut jaket dengan warna yang sama, sebuah hairband serta celana berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Escape [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang