Kerja samanya Aura dan Ana
Enjoyyyyy:):):)
Luna terdiam sebentar lalu menggeleng yang menurut Alan itu adalah tanda bahwa Luna menolaknya."lo nolak gua Lun?" tanyanya sendu.
Luna kembali menggeleng tegas. "Bukan kak, Luna gapaham."
Huft.
"Lo suka ga kalo gua selalu ada didekat lu?"
Luna mengangguk.
"Lo nyaman gak kalo lagi sama gua?"
Luna kembali mengangguk.
"Kalo semisal gua menghindar dari lo dan mungkin gua akan pergi jauh dari lo, lo mao gak?"
Luna menggeleng tegas yang membuat Alan puas dengan jawabannya.
"Itu tandanya lo suka juga sama gua lun."
Luna kembali mengangguk dan itu membuat Alan senang langsung menarik tubuh Luna masuk kedalam dekapannya.
"Jadi lo mau gak jadi pacar gua?"
Luna mengangguk. "Luna emang ga tahu pacaran itu apa tapi kalo itu bisa buat Luna untuk selalu dekat sama kaka dan kaka ga ngehindar dari Luna, Luna mau"
Alan tidak bisa memungkiri bahwa dia sangat bahagia saat ini. "Jadi sekarang kita pacaran kan?!" tanyanya antusias
Luna terdiam lalu setelahnya ia menatap wajah Alan dengan polos."Emang pacaran itu apa?"
Perlahan senyum Alan memudar digantikan dengan muka datar andalannya.
"Ke kelas yu sekarang gua anterin."
Luna hanya mengangguk lalu berjalan dengan tangan Alan yang mengenggam Luna. Selama dikoridor banyak pasang mata yang melihatnya apalagi semua murid yang kaget dengan tangan Alan mengenggam Luna.
Cibiran hinaan banyak tertuju untuk Luna yang bisa bisanya berdekatan dengan Alan yang notabenya most wanted disini sekaligus anak dari pemilik Saxcravt HighSchool.
"Ra ra lo harus liat itu da!"
"Ck!apaansi" sentak aura pada siska
"Itua ra gila Alan sama ade kelas si Luna itu kaya orang pacaran."
Aura yang mendengar nama Alan langsung menoleh. Melihat dengan jelas kalo Alan berjalan sambil mengenggam tangan Luna. Amarah serta rasa kebenciannya terhadap Luna semakin mendalam. Tak lama setelah itu ide licik terlintas dikepalanya.
---
"Udah sana masuk, nanti pulang aku tunggu diparkiran!" titahnya lembut sambil mengusap rambut Luna.
Luna mengangguk gugup dengan muka merona ia masuk kedalam kelas.
"Anya!"
Anya menengok ke arah Luna. "Hmm, ngapa pipi lo merah?"
"Merah?"
"Coba aja lo ngaca!"
Luna mengambil kaca kecil disaku rok nya terlihat jelas pipinya memerah ia berpikir mungkin ini masih bawaan efek sakit minggu lalu. Setelah mengaca ia bertanya pada Anya perihal pacaran.
tring...tringg...tringgg
Belum sempat Luna bertanya bel masuk sudah berbunyi.
"Assalammualaikum anak-anak."
"Waalaikumsalam bu."
Tidak terasa bel pulang sudah berbunyi kini Anya sedang memasukan bukunya kedalam tas ranselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Teen FictionKenyataan. Luna benci dengan yang namanya kenyataan. Kenyataan yang membuat bundanya pergi meninggalkannya Kenyataan yang harus diterima ketika dia mempunyai mama tiri serta adik tiri yang ia kira baik tapi nyatanya... Hingga suatu hari Luna menemuk...