Baikan
Enjoyyyy:):):)
"Lun lu abis nangis ya?" tanya Anya saat tidak sengaja matanya menangkap Luna yang membengkak.
Luna menggeleng."Engga kok, ini guru nya belum dateng?" tanya Luna mengalihkan percapakan.
Anya mengangguk."Iya tadi kata si Bima (Ketua Kelas) guru-guru pada rapat."
Luna ber 'oh' saja lalu ia melipat tangannya guna menidurkan dirinya, sedangkan Anya ia tengah sibuk menonton vlog kuliner yang membuat dirinya tergiur.
"Ah anjir ni tempat beli nya dimana si, enak banget elahhhh."
"Sumpah demi alek si itu murah banget dongg."
"Anya lagi nonton apa si?" tanya Luna yang sedikit kesal mendengar ocehan Anya.
Anya melirik Luna. "Ini loh Lun, lu tahu gak si seblak jeletot yang dimakan sama vloger ini. Asli si gua ampe ngilerr ah elah enak banget harganya udah murah banyak lagi makin cinta dah gua ama makanan."
Luna menggeleng heran teman sebangkunya yang suka sekali makan tapi badannya tetap ideal seperti ini.
Tidak terasa sekarang sudah jam pulang sekolah. Anya sudah pulang sejak 5 menit yang lalu,sedangkan Luna masih didalam kelas karna hari ini adalah jadwalnya piket dia. Setalah menyapu ruangan kelasnya Luna bergegas ke parkiraan untuk menemui Alan.
"Huh huh aduh ka Alan maaf nunggu lama." ucap Luna sambil mengatur nafasnya.
Alan diam namun tidak dengan tangannya yang memberikan Luna sebotol air mineral.
Luna menerimanya didalam hatinya walau Alan sedang marah tetapi tetap perhatian dengannya. "Makasih ka."
"Naik cepet!'
Luna mengangguk lalu keduanya meninggalkan pekarang sekolah menuju suatu tempat.
"Turun!"
"Kok kesini ka?" tanya Luna saat mereka sampai disebuah cafe kopi.
Alan diam saja mengambil helm yang dipakai Luna lalu menaruhnya di atas motor.
"Loh kak tungguin Luna dong."
Mereka berdua duduk dekat jendela yang menghadap langsung jalanan.
"Jelasin!" perintah Alan.
Luna terdiam sebentar, memikirkan bagaimana caranya untuk menjelaskan kejadian kemarin.
"Jadi kemarin, pas Luna tinggalin kakak di parkiran itu Luna kan jalan sendirian ke kelas, terus pas mau belokan naik tangga ada ka Aura sama teman-temannya ngehadang Luna."
Alan mengerutkan dahinya. "Lo gak bohong atau sedang ngarang kan?" tuduh Alan.
Luna menggeleng tegas. "Enggak ka."
Alan mengangguk saja membiarkan Luna melanjutkan ceritanya. "Lanjut cepet."
"Terus pas Luna bilang permisi sama mereka semua Luna dikatain sok belagu, mereka semua paksa bawa Luna ke toilet. Di toilet Luna dijenggut rambutnya bukan dijenggut aja Luna juga digunting rambutnya, baju Luna juga ikut digunting abis itu dia dia hiks dia tampar Luna, disitu juga bukan ka Aura sama teman-temannya doang tapi ada juga Ana adik tiri Luna. Pas bel masuk kepala Luna udah pusing banget, baju Luna juga udah gak layak buat dipakai banyak yang sobek, belum lagi samar-samar daleman yang Luna pakai keliatan hiks hiks. Mereka tinggalin Luna di toilet pas saat itu, mereka juga nge konci toiletnya gak lupa juga mereka taru tulisan "toilet rusak" di pintu agar anak-anak gak ada yang masuk hiks." jelas Luna yang membuat dirinya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Teen FictionKenyataan. Luna benci dengan yang namanya kenyataan. Kenyataan yang membuat bundanya pergi meninggalkannya Kenyataan yang harus diterima ketika dia mempunyai mama tiri serta adik tiri yang ia kira baik tapi nyatanya... Hingga suatu hari Luna menemuk...