Di usir
Enjoyyy:)
"LUNAAAA!"
Luna yang sedang tidur terlonjak kaget, ia keluar dengan sedikit berlari.
"Iya kenapa mah?" tanya nya pada Rani yang sedang memegang pisau dapur.
Luna menatap was-was mamah tirinya, detik selanjutnya Rani menggoreskan pisau tersebut ke lengan tangannya.
"Awhhh..." rintih Rani pura-pura.
Bersamaan dengan itu Erik datang dari arah kamar, berlari ketika melihat lengan sang istri berdarah.
"Kamu menapa Ran?" tanya Erik dengan panik.
Mata erik beralih kepada Luna yang sedang memperhatikan mereka, ia melangkah mendekat Luna.
Plakk.
"Awhh... papah kena-"
Plakk.
"Jangan.Sebut.Saya.Papah.Kamu.Lagi!" titah Erik penuh penekanan.
Rani yang berada dibelang mereka tersenyum bahagia melihat pertengkaran ayah dan anak yang lagi-lagi disebabkan oleh dirinya sendiri.
"Luna gak salah pah!" seru Luna mencoba meyakinkan papahnya.
Ana yang kebetulan ingin kebawah bingung melihat Erik yang sedang bercecok dengan Luna, Ana menatap lengan Rani yang mengeluarkan darah.
"Mamah kenapa?" tanya nya.
"Awhh... ini sayang tadi Luna mencoba untuk menyakitkan mamah." ucapnya bohong.
Ana menatap tajam Luna, ia mendekat ke arah Luna lalu menjenggut rambut Luna.
"Dasar psikopat!" umpatnya pada Luna.
Luna fikir papah nya akan membelanya, namun ketika mata Luna menatap Erik hanya ada tatapan datar yang Erik berikan kepada Luna.
"Lo mau bunuh nyokap gua hah!"
Luna merintih kesakitan, ia mencoba untuk melepaskan namun hasilnya malah Ana yang terjatuh akibat Luna yang terus memberontak.
Erik membantu Ana bangun, "Kamu gapapa sayang?"
"Awhh pinggang aku sakit pahh." rintihnya bohong.
Erik menarik tangan Luna kasar, ia seperti sedang menyeret sesuatu barang. Tidak peduli barang itu akan rusak atau tidak saat ia seret.
Ia menghempaskan Luna dikamar nya, lalu membuka lemari Luna dan mengeluarkan baju-baju Luna.
"Pahh kok baju Luna dikeluarin?" tanya nya sambil membawa bajunya ke atas kasur, karna papahnya meleparkan baju Luna secara asal.
"Cepat kamu rapihkan baju-baju kamu, lalu kamu keluar dari rumah ini!" ucap Erik tanpa menatap wajah Luna.
"Tapi pah, Luna tinggal dimana nanti." lirih Luna.
Karna erik geram melihat luna yang tak kunjung memasukkan baju-baju nya kedalam tas, ia pun mengambil tas Luna lalu memasukkan baju tersebut asal.
Setelah rapi, erik kembali menarik Luna membawanya ke arah depan pintu rumah. Lalu menghempaskan tangan Luna didepan gerbang rumah.
"Jangan pernah anggap saya sebagai papah kamu!"
"Luna harus tinggal dimana pah?" tanya takut karna melihat hari yang sudah sangat malam.
"Saya gak peduli, cepat kamu pergi dari sini dan jangan pernah kamu menginjakkan kaki kamu dirumah saya lagi!" ucap Erik lalu masuk kedalam rumah dengan membanting pintu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Teen FictionKenyataan. Luna benci dengan yang namanya kenyataan. Kenyataan yang membuat bundanya pergi meninggalkannya Kenyataan yang harus diterima ketika dia mempunyai mama tiri serta adik tiri yang ia kira baik tapi nyatanya... Hingga suatu hari Luna menemuk...