Danau
Enjoyyy:):)
Luna masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan lesuh serta wajah yang sembap akibat banyak menangis.
"Mangkanya jadi orang tuh harus tau diri dari awal," sindir Ana ketika melihat Luna yang baru pulang.
Luna menghiraukan sindiran tersebut, ia terus berjalan menuju kamarnya. Niat ingin tidur namun suara papahnya yang memanggilnya, membuat Luna bangun kembali dan berjalan menuju ruang tamu.
"Kenapa pah?" tanya Luna.
Erik berdiri, berjalan mendekat ke arah Luna.
Plakk.
Luna memegang pipi kanan wajahnya, sempat terkejut karna papah yang ia sayangkan selama ini tega menamparnya.
"Kamu kemana hari ini?" tanya nya murka.
"Maaf pah." cicitnya takut.
"Apa benar kamu bolos Luna?"
Luna mengangguk, "Tadi Luna ke makam bunda pah."
"Ya kan bisa pas pulangnya." ucap Rani.
"Berani kamu bolos hah! Kamu itu perempuan, jadi perempuan itu jangan bandel! jangan malu-maluin kamu jadi anak. Kalau kamu sampai bolos lagi papah gak segan-segan ngusir kamu dari sini!" ancam Erik.
"Papah mau ngusir Luna?" tanyanya tak percaya.
Erik menatap Luna sengit, "Untuk apa kamu ada disini memangnya?!"
"Emangnya papah udah gak sayang lagi sama Luna?" tanya Luna bergetar.
Ana mendekat ke arah Erik, "Pah kita nanti jadi kan makan malam diluar?"
"Iya jadi, nanti kamu tentuin aja ya mau makan dimana." ucap Erik mengelus rambut Ana sayang.
"Pah papah belum jawab pertanyaan Luna, emangnya papah udah gak sayang lagi sama Luna?" tanya Luna mengulang.
Rani menggandeng tangan Erik. "Ayo mas kita siap-siap buat makan malam nanti."
"Inget papah gak segan-segan buat ngusir kamu dari sini!" ucap Erik sebelum pergi menuju ke kamarnya.
Ana mendekat ke arah Luna, "Aduh kasian banget si, gue si kalau jadi elu ni gua langsung aja tuh pergi dari rumah ini. Oh iya ups, tapi gue kan gak mungkin ya jadi lu."
---
Eh dia beneran putus ya sama Alan?
HAHAH iya katanya si gitu, lagi gak nyadar diri si.
Orang kaya dia bersanding sama Alan? Gak mungkin kali.
Luna mempercepat jalannya, ia sudah menduga putusnya hubungan dia dengan Alan pasti sudah menyebar.
Brukk.
"Aww..." rintih Luna.
"Wow wow wow ada cewe gak tau diri ni." ucap Aura, ya Aura memang sengaja untuk menabrak Luna.
Aura mencodongkan badannya kedepan, mendorong kening Luna menggunakan jarinya. "Udah jelek, segala pake pacaran sama Alan lagi, lo pikir lo cocok gitu sama dia hah!"
"Masih kelas 10 aja belagu," imbuh Sania.
"Ya tapi bagus si lu udah putus sama Alan, tapi lo harus inget baik-baik kalau sampai lo ngedeketin Alan lagi. Gue akan buat perhitungan sama lo!" ucap Aura lalu pergi meninggalkan Luna.
Luna berdiri, menatap ke arah lantai 2 tidak sengaja matanya menatap mata Alan yang sedang menatapnya. Tidak lama dari itu Alan jalan menuju kelas lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Fiksi RemajaKenyataan. Luna benci dengan yang namanya kenyataan. Kenyataan yang membuat bundanya pergi meninggalkannya Kenyataan yang harus diterima ketika dia mempunyai mama tiri serta adik tiri yang ia kira baik tapi nyatanya... Hingga suatu hari Luna menemuk...