T U J U H B E L A S

22 6 2
                                    

Siapa?






Enjoyyy:):)

Pagi hari nya Luna turun ke bawah, untuk pagi ini ia tidak sempat untuk menyiapkan sarapan. Huh mudah-mudah an Rani tidak mengomelinya.

"Pagi sayang." sambut Erik ketika Luna duduk

Luna tersenyum dan mengangguk, " Pagi pah, pagi semuanya."

"Semalam papah belikan kamu makanan, tapi kamu nya sudah tidur. Papah sudah mencoba membangungkan kamu tapi kamunya sepertinya cape sekali, memangnya hari-hari disekolah mu cukup berat hm?" tanya Erik saat sadar wajah Luna yang terlihat lesuh

"Em oh itu anu pah, dari kemarin Luna banyak tugas akibatnya Luna jadi kurang tidur." jelasnya

Rani yang sedang mengoleskan selai ke roti menimpalinya, "Iya mas akhir-akhir ini Luna aku liat sibuk bahkan ia sampai pulang larut malam terkadang. Bukan begitu Luna?" tekan Rani saat mengucapkan kata Luna

"Apa benar Luna kamu pulang hingga larut malam?" tanya Erik mencoba memperjelas

Luna mengangguk pelan, "I-iya pah, maaf"

"Besok-besok jangan seperti itu lagi ya, gak baik anak perempuan pulang malam-malam dan ini juga berlaku buat kamu Ana!" pesan Erik pada kedua putrinya

"Siap pah!" jawab Ana. Sedangkan Luna hanya mengangguk patuh

"Oh iya papah membelikan kalian oleh-oleh. Luna atau Ana yang ingin memgambilnya di ruang kerja papah?"

Ana berdiri, "Ana aja pah!"

Erik terkekeh melihat sikap Ana yang terlalu bersemangat, "Oke ana kamu masuk kedalam ruang kerja papah, disana ada box yang papah taru diatas meja."

"Oke."

"Pah nanti Luna mau minta izin."

Erik yang sedang megunyah roti menengok menghadap Luna, "Izin? memangnya kamu mau kemana?"

"Luna hari ini ada janji sa-"

"KA LUNAAA!" ucap Ana dari lantai atas

"Jangan teriak-teriak sayang!" tegur Rani

Ana berjalan kebawah lalau mendekat ke arah Luna,"Ka Luna bantuin Ana bawain box nya yu ka!"

Rani mengerutkan dahinya, "Loh memangnya box nya berat?"

Ana mengkode ke arah Rani, "Box nya mah ngga berat, tapi Ana mau aja berdua ama kakak!"

Rani yang paham akan maksud putrinya tersebut mendukung, "Iya sayang kamu bantuin adik kamu sana!"

Luna mengangguk patuh lalu berdiri dan berjalan bersama Ana. Sesampainya diruang kerja ayahnya ia hendak mengangkat box yang berisi oleh-oleh, namun entah itu sengaja atau tidak Ana menyenggol lengan Luna yang berakibat gelas yang berisi air di atas meja tersebut tumpah dan mengenai berkas-berkas kerjaan ayahnya.

Ana pura-pura terkejut. "Ups, gak sengaja!" ucapnya tanpa dosa "PAPAHHHH!"

Dari lantai bawah Rani dan Erik tersentak mendengar teriakan dari putrinya, "Kenapa itu mas anak anak?" ucap Rani

Erik menggeleng lalu berdiri. "Gak tau, lebih baik kita ke atas."

Sampai diatas mata Erik terbelak kaget melihat kertas penting kerjaannya yang sudah basah, ia pun berjalan mendekat kearah dua putrinya dengan tatapan marah. "Siapa yang buat ini jadi basah?" tanya nya

Keduanya terdiam, hingga tatapan Erik jatuh pada Luna yang saat ini terduduk dilantai. "Kamu yang senggol ini Luna?"

"Iya pah, tadi aku lihat ka Luna ceroboh sampai menyenggol gelas yang berisi air lalu air itu tumpah pah!" tuduh Ana

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang