Marah
Enjoyyy:):)
Gadis yang sedari tadi terpejam kini membuka kelopak mata indahnya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah seorang pemuda tampan yang tak lain adalah Lana.
Lana yang merasa ada pergerakan dari seseorang membuka matanya. "Lo udah sadar Lun? Ada yang sakit gak?Masih pusing?Apa gua panggilin dokter?" tanyanya dengan bawel
"H-haus..." rancau luna.
Lana yang mendengarkan itu langsung mengambil air di nakas samping ranjang, lalu memberi gelas berisi air putih kepada luna.
Luna menerima gelas itu meneguk segelas air putih yang di kasi lana.
"Eh lun, Gue keluar bentar."
Luna hanya menangguk, kemudian lana keluar dari ruang rawat luna. Luna melihat sekeliling kamar rawat ini tampak asing dimata luna.
"Kok luna ada disini yaa.." guman nya pelan.
Selang beberapa menit datanglah dokter perempuan dan Lana, Luna mengerutkan dahi nya.
"Kak lana kok ada bu dokter?" tanya nya bingung.
"Baring dulu sebentar lun, biar bu dokter meriksa keadaan lo." Kata lana.
Luna mengangguk saja berbaring di ranjang, dokter tersebut pun memeriksa kondisi luna.
"Keadaan pasien sudah membaik hanya cukup istirahat nanti akan sembuh." Jelas bu dokter tersebut
Lana tersenyum. "Kapan bisa pulang bu dok? Eh bu dokter"
"Hari ini sudah boleh pulang." Balas dokter. "Baik kalau begitu saya permisi." Sambungnya
Dokter keluar setelah mengecek keadaan luna, lana duduk di kursi dekat berangkas luna.
"Sekarang udah jam berapa ka?" tanyanya
Lana melihat jam yang tidak mahal melingkar ditanganya. "Jam 17.00 Lun."
Luna reflek langsung bangun dari tempat tidurnya.
"Kenapa si Lun?" bingung Lana
"Luna harus pulang sekarang ka."
"Ah yaudah si selow aja kenapa kaya orang dikejar kejar gitu harus buru-buru." balasnya santai
"Aduhh ka Lana berisik deh mending sekarang ayo kita pulang, kalau kakak mau disini yaudah Luna si mau pulang."
" lah buseh sabar bu." jawabnya sambil mengejar Luna, setelah sejajar dengan Luna. " Lun."
"Kenapa ka?"
"Gue tadi belom ke adminitrasi jadi sekarang lo tunggu didepan dulu gua bayar dulu."
Belum sempat Luna berbicara, Lana langsung bergegas meninggalkannya.
"Sus atas nama pasien Luna jadi berapa totalnya?"
"Sebentar ya mas."
Sembari menunggu suster mencatat, Lana mengecek dompetnya yang tipis.
"Totalnya jadi Rp 500.000 mas."
Lana tersentak. "Lah sus gak salah itu?"
"Enggak mas, jadi mau bayar tunai,atm,gopay atau dana?"
"Boro-boro gituan tunai aja gua gak ada sus..." gumamnya
"Ka Lana kok lama si?" tanya Luna yang tiba-tiba menghampirinya.
"Ini anu Lun, uang gua gak cukup buat bayar."
"Lagi si, tadi Luna mau ngomong kakak malah udah jalan, ini kan juga Luna yang sakit ngapain kakak yang repot harus bayar."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA
Fiksi RemajaKenyataan. Luna benci dengan yang namanya kenyataan. Kenyataan yang membuat bundanya pergi meninggalkannya Kenyataan yang harus diterima ketika dia mempunyai mama tiri serta adik tiri yang ia kira baik tapi nyatanya... Hingga suatu hari Luna menemuk...