Bab V

78 7 0
                                    

Sepulang sekolah di parkiran.
Terlihat dari kejauhan Jason sudah menunggu di depan mobil pejero sport miliknya. Melihat hal itu Canissa segera putar balik dan memilih untuk pergi lewat gerbang belakang. Melihat Canissa putar balik dan tidak menemuinya Jason pun mengejar Canissa. Semakin lama kecepatan berjalan Canissa semakin cepat, hampir seperti berlari. Namun Jason tidak membiarkan Canissa lepas begitu saja. Sesampainya di pintu gerbang belakang Canissa berhasil di cegat oleh Jason, dan Canissa terkejut ternyata Jason berhasil mengejar dirinya.

"Can.. Tunggu" sambil menarik tangan Canissa

"Eh.. Ada apa?"

"Jangan pura-pura tidak tahu apa-apa, kamu kenapa menghindar dari ku? Kamu lupa sekarang kita ada jadwal buat..." mulut Jason di bungkam oleh Canissa.

"Jangan di bicarakan di sini, ayo kita cari tempat yang aman dulu"

"Yaudah ikut aku" membuka bunhkaman mulutnya.

Jason mengajaknya ke suatu tempat yaitu rumah pohon, disanalah basecamp tempat para geng nya Jason berkumpul. Canissa ditarik jason menaiki anak tangga rumah pohon, sedangkan teman-temannya berada di gazebo bawah sedang melihat ke arah mereka dengan tatapan heran, termasuk adeknya Jason yaitu Bryan Anderson Wigantara, dia tidak tahu tentang perjodohan kita sebab dia tidak ikut makan malam, karena hanya calon dan mempelai saja yang di perbolehkan ikut.

Di dalam rumah pohon Jason melepas gandengannya, dan membiarkan Canissa sedikit bernafas, seprtinya nafasnya sesak karena berlari.

"Ini tempat apa?" Canissa bertanya sambil melihat sekitar.

"Ini basecamp rahasia ku, tapi yang di bawah, kalo ini rumah pohon pribadi ku, cuman orang tertentu yang boleh masuk kesini"

"Sejak kapan di belakang sekolah ada rumah pohon? Prasaan aku tiap hari lewat ga pernah tuh liat ada rumah pohon di sekitar belakang sekolah"

"Yah namanya basecamp rahasia, oh iya jangan di bocorin loh yah lokasinya" berbicara dengan nada mengancam.

"Siap, ga akan ku bocorin, rahasia lu aman sama gua"

"Oh iyah tadi mau ngomong apa? Lanjutin"

"Ohh.. Itu tadi.. Jadi gini, lu jangan sebarin identitas asli gua yah, pleeasee..."

"Lah kenapa?"

"Yah gua gamau ajah"

"Tpi kalo mereka tau kalo lu keturunan darah biru, pasti semua pada tunduk sama lu, gaada yang berani bully lu, dan kenapa lu kalo di rumah berpakaian normal, sedangkan kalo di sekolah lu kayak orang cupu?"

"Ya gua gamau aja nama gua terkenal di sekolah"

"Heh.. Lu ga sadar nama lu udah terkenal sebagai cewe cupu di sekolah?"

"Yah biarin, yang penting gaada yang membully yang lebih parah lagi, kalo ada yang ngelewatin batas gua sendiri yang akan ngelawannya"

"Hmm jadi ceritanya merendah untuk meroket nih?"

"Haha.. Ga gitu juga, intinya gua gamau jadi famous di sekolah ini"

"Serah lu dah, ehh.. Kita telat buat fitting baju sekarang"

"Tenang ajah, itu butik punya kakak gua, jadi santuy ajah..."

"Ya udah ayok berangkat"

"Emm aku berangkat nya pakek taksi aja yah"

"Iyah gua tau lu takut ketahuan kan? Masak cewe cupu kayak lu satu mobil sama pangeran sekolah.. Hahaha... Canda loh Can"

"Hmm, iyah, itu tau"

"Ya udah kalo gitu aku juga naik taksi sama lu"

"Lah mobil lu?"

"Kan ada adek gua"

Mereka keluar dari rumah pohon, semua orang yang ada di bawah melihat ke arah mereka.

"Ngapain kalian liat-liat? Gua cuma ngomong biasa sama dia tentang ekstra dan osis, lu pikir gua suka sama dia? Yah enggak lah kayak ga ada cewek cantik ajah. Eh dek lu nanti pulang nya sendiri yah, nih kunci mobil gua, gua mau pergi sama dia, mau beli peralatan buat ekstra"

"Wokeh siap" ucap Bryan.

"Langsung pulang, jangan keluyuran, awas aja kalo gua dapet laporan kalo lu pergi pacaran dan pakek mobil gua, ihh.. Najis"

"Yeelah bang kayak lu dulu enggak ajah"

"Dah diem, gua cabut dulu yah. Bye guys"

******************

Sesampainya di tempat butiknya Canissa dan...



Lanjut part selanjutnya...
Hehehe...

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang