Bab VIII

68 7 0
                                    

Canissa kembali ke kamar nya setelah makan malam. Dia mengecek HP nya, ternyata ada 6 panggilan tak terjawab dari Jason.

"Ini anak ngapain telfon gua?"

Drrrt.. Drrrt..

"Lah, dia telfon lagi" sambil memencet tombol terima panggilan.

"Halo?"

"Kemana ajah sih, ditelfon 7 kali baru di angkat? Dah makan belom lu"

"Yah maap, gua abis makan malem di bawah, HP nya gua tinggal di kamar"

"Hoalah.. Padahal gua mau ajak lu makan malem di luar"

"Ehh hayuk lah gass.."

"Lah bukannya habis makan tadi? Lu kelaperan apa gimana?"

"Yah gua ga makan, gua cuma temenin lu makan, gua bosen di rumah, keluar yuk.."

"Okelah, aq otw sekarang"

"Iyah cepetan, ati-ati..."

"Cieee mulai perhatian"

"Apaan sih, jangan kePDan deh"

*************************

"Kita mau makan di mana?"

"Lah yang makan kan kamu, tpi kalo mau, aku saranin ke suatu tempat, di sana langganan aku, tiap kali aku makan di luar aku pasti mampir kesana"

"Okelah dimana tempatnya"

"Sekarang lurus aja, nanti aku tunjukin arahnya"

"Siap ibu negara.."

Setelah tiba di tempatnya, Jason terheran-heran karena tidak ada satupun bangunan restoran di sana, yang ada hanya pedagang kaki lima yang berada di pinggir jalan.

"Yakin ini tempatnya?" sambil turun dan menutup pintu mobil.

"Iyah.. lu pasti heran kan di mana restorannya, disini ga ada restoran, kita makan makanan pinggir jalan ajah, di jamin ini enak banget"

"Beneran yah, awas kalo ga memuaskan"

"Iyah-iyah ga percayaan amat sih. Bang pesen siomay nya satu porsi yah.."

"Siap neng"

"Kamu sering makan disini?" tanya Jason.

"Iyah, makanan pinggir jalan itu enak-enak semua loh"

"Ini neng sudah siap" kata sang penjual.

"Iyah makasih yah pak, nih sekarang kamu cobain"

"Suapin dong..."

"Lu punya tangan kan?"

"Tapi tadi tangan ku kejetit"

"Tapi tadi lu bisa nyetir kan?"

"Hmm iyah wes ga jadi minta suapin"tertunduk pasrah karena tidak di suapi oleh Canissa.

"Sini aaa..... ayo buka mulutnya, sebelum aku berubah pikiran nih"

"E-ehh iyah-iyah aku makan"

"Gimana rasanya? Enak?"

"Emm.. Rasanya... Enak banget anjay, baru kali ini gua makan makanan se enak ini"

"Kan udah gua bilang, makanan pinggir jalan itu the best emang"

"Iyah, selera lu bagus juga"

"Weh, lu nyindir gua yah?"

"Lah sapa yang nyindir, gua muji lu sukimah..."

"Abis nadanya gitu"

Jason tidak menanggapi kata-kata Canissa barusan, Jason terpaku melihat Canissa. Ia tak pernah melihat perempuan semanis ini selama hidupnya, apakah ini memang takdir? Sungguh luar biasa ia tidak menyangka jika di akan menikahi bidadari.

"Eh.. kenapa bengong?"

"E-ehh enggak-enggak, aku cuma terpesona sama bidadari di depan aku"

"Mulai... Gombal mode-on"

"Ihh aku serius, ehh.. iyah aku tadi tanya sesuatu tapi belom di jawab sampai sekarang"

"Tanya apa? Gua lupa"

"Yah soal penampilan lu lah, kenapa kalo di sekolah penampilan lu kayak anak cupu, sedangkan kalo di rumah lu kayak bidadari"

"Emang kenapa? Lu ga suka sama penampilan ku yang cupu?"

"Yah ga gitu, cuma aku butuh kejelasan"

"Yah simpel aja sih, aku cuma pengen ngetes mereka, mana yang teman sejati dan mana yang bukan"

"Owalah.. Okeh kalo gitu, aku juga gamau kalo nanti istri ku di lirik sama cowok lain"

"Lah bukannya masih calon?"

"Tapi lusa kan udah sah"

"Hmm, makin kesini aku makin takut"

"Takut? Takut kenapa? Ngapain takut sama nikah?"

"Bukan masalah nikahnya, tapi masalah..."

"Masalah apa?"

"Itu loh... Nganu.."

"Ooh.. Malam pert.." Canissa membungkam mulut Jason.

"Jangan diomongin disini"

"Iyah maap-maap tadi keceplosan"

**************************

Di perjalanan pulang Canissa melihat ada pasar malam, dan seketika Canissa minta berhenti dan ingin masuk ke dalam pasar malam.

"Ehh itu ada pasar malem, ayo kita mampir sebentar"

"Kamu pengen kesana? Ini udah malem loh"

"Iyah, sebentar.. ajah... Pleassee..."

"Yaudah ayo"

Tanpa di sadari malam pun mulai larut dan Canissa masih keasikan bermain.

"E-ehh sekarang jam berapa?"

"22.30" ucap Jason.

"Haduh.. mampus aku, ayo kita pulang"

**************************

Pintu rumah terbuka, tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Bahkan lampu rumah sudah di matikan, mungkin papa dan mama sudah tidur. Canissa langsung bergegas berlari kecil menaiki tangga dan segera masuk ke kamar nya. Namun...

"Dari mana aja kamu?" ucap mama sambil berdiri dari sofa yang ada di kamar Can.

"Emm habis keluar sama..."

"Kan mama udah bilang, ga boleh pulang lewat jam 9 malem. Sekarang jam berapa?"

"Iyah maap ma.. aku yang salah, tadi aku juga udah di ingetin sama ko Je.. tapi aku nya bandel, maaf ma..." mengatakan dengan ekspresi pasrah.

"Ko Je..?" (Ekspresi bertanya)

"Ko Jason maksudnya"

"Owalah keluar sama Jason toh, kok ga bilang seh?"

"Yah nanti kalo bilang nanti mama ledekin, jadi ya udah..."

"Ya udah gapapa, tapi lain kali kalo keluar jangan pulang malem-malem, itu si Jason juga udah ngingetin tpi kamu malah gamau dengerin gimana sih?"

"Iya maaf Can yang salah emang"

"Iya gapapa mama maafin kok" sambil berjalan keluar dari kamar Can.

"Loh aku nggak di hukum ma..?"

"Kamu minta dihukum sama mama?"

"Yah enggak juga, tapi biasanya kan gitu?"

"Untuk kali ini mama maafin, tapi lain kali jangan di ulang lagi"

"Siap laksanakan komandan, muuuah.. sayang mama.."

"Good night sayang, sweet dream baby..."

"Thank you mam..."

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang