Bab XXI

44 7 0
                                    

Setelah seluruh anggota keluarga pulang, Can mulai melepaskan pelukannya.

"Kenapa dilepas? Aku masih pengen peluk kamu..." kata Jason.

"Ihh.. Sebenere aku juga masih ragu sama kamu.."

"Ragu? Ragu kenapa?"

"Yah gimana yah, secara umur aku sekarang masih 17 aku juga masih kelas 11 kan katanya, tapi kenapa aku udah nikah? Terus aku nggak sekolah berarti? Kan aku udah nikah, terus aku kok bisa nikah sama kamu, dan dengan umur kita yang bisa terbilang mudah ini, kenapa kita bisa nikah gitu lohh? Biasanya kalo anak masih sekolah terus mutusin nikah mudah, berarti dia hamil duluan? Iyah gak? Terus aku kecelakaan di pesawat yang tujuannya dari pulau Bali, itu kenapa aku bisa di sana? Ngapain aku disana?"

"Udah ngomong nya? Hahaha, nih aku jelasin semuanya yah, tpi kalo kepala kamu sakit jangan dipaksa loh yah!"

"Iyah-iyah udah buruan jelasin"

"Jadi gini... Iyah kamu emang masih umur 17 dan kamu juga masih sekolah kelas 11 tapi kamu udah nikah sama aku dari beberapa bulan yang lalu, dan kenapa kamu bisa nikah di umur kamu yang masih muda ini.. Jawaban nya adalah... Karena kita dijodohin, jadi kita nggak ngelakuin hal itu.. Ehh pernah sih ngelakuin, tapi itu waktu kita udah nikah secara sah, dan kenapa kamu bisa di bali? Yah karena kita habis honeymoon"

"Terus kenapa yang kecelakaan cuman aku? Kamu kok gapapa?"

"Iyah karena aku masih ada problem sama bisnis aku yang di Bali, jadi kamu pulang duluan, tapi aku udah ngelarang kamu buat pulang duluan, tapi kamu bersikeras untuk pulang duluan"

"Terus akhirnya aku pulang sendirian naik pesawat?"

"Enggak sih, kamu sama asisten pribadi kamu"

"Terus asisten aku sekarang ada dimana?"

"Dia udah meninggal saat kecelakaan pesawat itu terjadi"

"Terus kenapa aku kok masih hidup"

"Gatau, mungkin tuhan masih ingin melihat kita bersama lagi, baik banget yah tuhan, yah walaupun keadaan kamu sekarang masih belum pulih seutuhnya, tapi setidaknya kamu selamat dari kecelakaan dan kembali dalam pelukanku saat ini"

Jason pun memeluk Can dengan erat. Kini mereka sama-sama terlelap dalam tidur mereka. Mereka saling merangkul dan berbagi selimut dalam ranjang pasien yang terbilang cukup kecil untuk 2 orang.

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang