Bab XXXIII

33 5 0
                                    

Kehidupan mereka berjalan dengan baik. Sesekali mereka pulang ke Indonesia untuk liburan. Dan terkadang keluarga mereka yang berkunjung ke sana.

Tak terasa 4 tahun sudah berlalu. Mereka sudah sarjanah. Sebenarnya Jason sudah lulus sarjana setahun lalu. Kini ia melanjutkan S2 nya. Can tidak ingin melanjutkan S2 karena dia sudah bahagia dengan pekerjaan nya saat ini.

Dia menjadi psikiater di salah satu rumah sakit besar di London. Dia juga seorang penulis. Disana dia menerbitkan beberapa buku karangnnya. Itu semua sudah membuat nya bahagia.

Sambil melanjutkan S2 nya, Jason membuka cabang bisnis nya di London. Dia sungguh telaten membagi waktu. Dengan bisnis dan S2 nya dia akan menjadi super sibuk.

Setelah kurang lebih 5 tahun menikah, akhirnya mereka akan memiliki bayi. Memang dari dulu mereka sepakat untuk tidak memiliki bayi saat masih kuliah. Karena itu sangat merepotkan jika harus mengurus bayi sambil kuliah.

Namun ketika Can hendak menceritakan kehamilan nya kepada Jason, ia malah melihat kejadian yang tidak di harapkan.

Ketika Can di perjalanan pulang dari sebuah mini market, dia melihat Jason sedang makan malam bersama seseorang di salah satu restoran di sana.

Dia tidak berpikir panjang. Dia langsung bergegas pulang dan menunggu Jason di rumah. Namun, Jason tak kunjung pulang sampai pukul 9.00 Pm. Can tetap menunggu. Hingga akhirnya Can tertidur di sofa ruang tamu.

Jason pulang. Dia melihat istrinya sedang tertidur pulas di atas sofa. Jason mencium kening Can dan akan menggendong Can ke dalam kamar. Namun, Can terbangun. Dia menjauhkan tangan Jason dari tubuhnya.

"Jangan pegang-pegang!" ucap Can.

"Kamu kenapa?"

"Kamu yang kenapa? Dari mana kamu?"

"Dari meeting sama.."

"Ga usah bo'ong, masak meeting di restoran, dan sekarang jam berapa baru pulang? Masih inget pulang kamu?"

"Kamu ngomong apasih?"

"Ga usah pura-pura gatau! Tadi kamu abis dinner kan sama cewek? mana ceweknya putih, mulus, cantik, sexy ga kayak aku yang bentar lagi badan ku akan melebar"

"Badan kamu melebar kenapa? Jangan-jangan kamu..."

"Hamil, iyah aku hamil"

"Astaga pantes posesif, orang biasanya aku kalo meeting kamu nggak pernah peduli, sekarang kok tiba-tiba begini, ternyata kamu hamil tohh.. harus kabarin keluarga di Indonesia nih"

"Ihh tunggu dulu jangan gegabah, kita pastiin dulu ke dokter kandungan, lagian kamu belum jawab pertanyaan aku"

"Pertanyaan yang maan sih, aku udah jelasin kalo aku meeting, biasanya aku juga meeting tiap malem. Tadi kenapa aku pulang malem itu karena aku baru ajah dapet proyek besar, jadi harus nyiapin semuanya matang-matang"

"Yakin cuma gitu doang? Kamu ga selingkuh kan?"

"Haha... Ngapain aku selingkuh kalo dirumah masih ada istri aku yang bawel ini, apalagi sekarang udah ada baby yang akan menjadi anggota baru keluarga kita, mana sempet oleng ke luar. Besok kita pergi ke dokter kandungan yahh"

"Yaudah"

Jason menggendong Can ke kamar mereka.

"E-ehh ngapain?"

"Mau tidurlah ngantuk"

Jason membaringkan Can di ranjang mereka. Jason mencium perut Can sangat lama.

"Anaknya doang yang dicium" ucap Can cemburu.

Dan Jason mencium Can juga. Sangat lama. Hingga selimut menutupi semua tubuh mereka yang bertumpuk. Hingga pagi menyapa, dan mentari bersinar.

 Hingga pagi menyapa, dan mentari bersinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang