Bab XXX

34 4 0
                                    

Pagi itu semua sudah berkumpul. Mereka memulai tour mereka. Can sangat senang bisa ikut tour bersama mereka.

Pukul 17.30 mereka berhenti di salah satu cafe di tepi jurang. Pemandangan yang indah. Kalian dapat melihat sunset di sana.

Setelah mentari terbenam. Pemandangan menjadi lebih indah. Banyak sekali bintang bertaburan. Namun sayang, mereka harus kembali. Hari sudah laris dan kabut juga mulai turun.

******************

Saat tiba dirumah. Terlihat ada beberapa mobil terparkir di depan. Sepertinya ada keluarga mereka datang. Apa mereka sudah lama? Apa mungkin mereka menunggu kami dari pagi?

Saat masuk, wajah Jason berubah menjadi datar seketika. Itu karena disana ada ko Evans. Kenapa dia disini? Can pun merasa tidak nyaman sepertinya.

Bukan hanya kehadiran ko Evans saja yang membuat wajah Jason datar, tapi karena omelan dari keluarga juga membuat mood dia hancur.

Ko Evans datang untuk mengecek keadaan Can. Dia disuruh datang oleh keluarga kami. Tentu saja dia mau. Tidak ada alasan untuk dia menolak. Karena dia sendiri mungkin sangat senang dengan keadaan ini. Dia ikut menasehati Jason saat itu. Sambil memeriksa ku. Keluarga kami setuju-setuju saja dengan nasehat ko Evans, mereka malah mendukung. Seolah-olah dialah suami ku, bukannya Jason.

Aku dan Jason hanya duduk diam. Enggan mengeluarkan kata-kata. Kami mendengarkan dengan baik apa yang keluarga kami katakan. Tapi tidak yang ko Evans katakan. Dia hanya keluarga jauh kami. Dan Can tidak suka cara dia berbicara. Seperti menjelek-jelek kan Jason secara halus dan menyombongkan bahwa dia lebih baik dari Jason.

Beberapa jam kemudian. Kebisingan itu berakhir. Mereka segera menutup pintu dan menguncinya. Mereka lelah dengan semua itu.

Mereka segera mandi. Beberapa menit kemudian Jason keluar dari bathroom. Dia melihat Can tidak ada di kamarnya. Jason panik. Apa mungkin ko Evans menculik Can?

Pikirannya sempit. Dia segera lari keluar rumah. Dia menuju ke arah garasi mobil. Namun terdengar ada seseorang memanggilnya. Dia segera menghentikan langkah. Dia melihat sekitar. Tidak ada orang.

"Disini, di atas!" suara Can mengode.

"Ngapain kamu disana?" sambil mendongrak kepalanya ke atas.

"Kamu? ngapain disana?" Can membalik pertanyaan.

"Bentar tunggu aku kesana!" ucap Jason sambil lari.

Begitu sampai rooftop, Jason kaget ternyata Can menyiapkan tenda kecil dan karpet untuk piknik. Sejak tadi di Cafe dia ingin sekali melihat bintang. Dia ingin malam ini tidur di bawah taburan bintang. Can sangat suka ilmu astronomi. Dia suka bulan, bintang, komet, dan lainnya.

Malam itu mereka menginap di rooftop. Melihat taburan bintang sepanjang malam. Dan melupakan masalah yang terjadi hari ini.

Blue SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang