Jangan lupa tinggalin vommentnya yaa heheh, ily 😘
◎❀◎
"Sshh.. Jimin-ssi, pelan-pelan.."
Jimin memandang sekilas wajah Rosé dengan raut kesakitannya disana, kemudian kembali terfokus pada apa yang tengah ia lakukan. Kembali bergerak untuk menyelesaikan sesuatu yang tidak bisa ia tunda dan ia lakukan di lain waktu.
"Yah.. sudah aku bilang pelan-pelan, kau tidak tahu betapa sakitnya ini." Isak tangis serta ringisan mulai terdengar mengalun keluar dari mulut sang gadis, sembari sesekali ia menggigit kecil bibir bawahnya menahan rasa sakit itu. Melihat itu, Jimin menurut lalu sedikit memperlembut pergerakannya.
"Yak! Jangan di tekan seperti itu, bisakah kau bersikap lebih lembut pada kekasihmu sendiri huh?" Rosé menatap jengkel pria yang kini telah menyandang gelar sebagai kekasihnya sejak kemarin malam, nyatanya status kekasih diantara mereka tak mengubah sikap Jimin pada Rosé sama sekali. Tetap dingin seperti es.
Jimin mendengus lantas melepas tangan Rosé yang tadinya tengah ia obati akibat teriris oleh pisau tajam kala keduanya tengah membuat makan siang bersama.
"Ck, menyusahkan. Kalau begitu tidak usah aku obati saja, biar kau tidak terus-menerus mengeluh." Jimin meninggalkan Rosé yang kini terduduk diatas meja sana, melangkah hendak keluar dapur.
"Tunggu! Kembali obati tanganku Jimin-ssi, mengapa kau begitu tega meninggalkan kekasihmu dalam keadaan terluka seperti ini?" Rosé memajukan bibirnya kesal mendapati sikap Jimin yang masih saja terlihat tidak peduli dengannya.
Namun sesaat setelahnya, raut kesal itu hilang yang kemudian digantikan dengan senyum cerianya tatkala Jimin memutar balik tubuhnya dan kembali ke hadapan Rosé. "Kemarikan tanganmu." Tentunya dengan senang hati Rosé menyerahkan tangannya untuk diberikan pengobatan dari Jimin.
Sementara dilain sisi, pintu utama apartemen Rosé perlahan terbuka dan nampak seorang lelaki bertubuh jangkung memasuki apartemen dimana didalamnya terdapat Jimin yang tengah mengobati Rosé, dan sementara dengan si gadis, sedang sesekali berseru karena rasa sakit yang ia rasakan pada jarinya kala Jimin meneteskan cairan alkohol keatasnya.
"Noona?"
Mendengar suara gaduh serta ringisan kesakitan yang berasal dari dapur, Beomgyu mengeraskan rahangnya sebab berpikiran bahwa kini Rosé tengah berada dalam bahaya dan tengah disiksa atau diperlakukan tidak baik oleh seseorang yang tak dikenalnya.
Pria yang memiliki warna rambut kecokelatan--sama persis dengan milik Rosé, kini diam-diam mengambil tongkat baseball dari dalam tasnya. Melangkah perlahan menuju dapur dimana ia mendengar suara rintihan serta jeritan kecil dari sebuah suara yang begitu dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
FanfictionJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tida...