chapter ─ 18

2.9K 377 87
                                    

Vomment-nya kuy, jangan lupa ditinggalin 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vomment-nya kuy, jangan lupa ditinggalin 😘

◎❀◎

Rosé tidak tahu sudah berapa lama ia berada dalam posisinya saat ini. Gadis bersurai kecokelatan itu telah menghabiskan hampir seluruh waktunya selama beberapa hari terakhir hanya untuk berbaring diatas ranjang sembari menenggelamkan wajahnya pada bantal, menumpahkan begitu banyak air matanya disana.

Menolak untuk melakukan apapun, termasuk menerima telfon dari Yeri sang manajer untuk menjalankan pekerjaannya sebagai model serta melewatkan jadwal-jadwal kuliah yang seharusnya tidak boleh ia lewati.

Kata-kata Jimin hari itu benar-benar memberikan dampak besar terhadap dirinya, ucapan pria itu masih begitu membekas dan telah menjadikan sebuah luka di hatinya. Selama ini, agaknya tak pernah ada satupun lelaki yang menolaknya. Pada kenyataannya, justru para pria yang mencoba untuk mendapatkan hatinya.

Dan baru pertama kali ini ia ditolak dan dihina dengan sebegitunya oleh seseorang yang disukainya. Walaupun seharusnya dari awal Rosé tahu kalau Jimin itu tipe pria yang tidak suka berada di dekat wanita, memiliki sikap kelewat dingin dan tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan orang lain akibat sikapnya.

Rosé paham betul mengenai sikap pria itu, dan ia siap untuk diberikan penolakan dalam bentuk apapun berkali-kali oleh Jimin. Tidak peduli bagaimana kesalnya Jimin karenanya, Rosé tak ingin menyerah untuk berusaha membuat Jimin jatuh hati padanya.

Namun sepertinya, Rosé tidak bisa memaksakan dirinya lebih lama lagi untuk hal itu. Karena Jimin tak pernah memandang kesungguhannya dalam berusaha mendapatkan hati pria itu, nyatanya Jimin malah selalu menganggapnya sebagai sebuah pengganggu yang harus segera dimusnahkan.

Jadi, untuk apa lagi ia tetap berusaha? Hasil akhirnya akan selalu sama, Jimin tetap tidak akan menyukainya. Dan semuanya hanyalah menjadi sebuah kesia-sian.

Gadis Park itu menggerakkan tangannya hendak meraih bantal lainnya guna menutupi telinganya yang terasa sakit akibat mendengar seruan kencang dari seseorang yang begitu dikenalnya. "Roséanne!!!"

Dan setelahnya, dapat ia rasakan sebuah tubuh yang menimpa tubuhnya. "Rosé! Kau kemana saja? Aku menghubungimu tapi kau tidak pernah mengangkatnya, kau tidak tahu huh seberapa banyak waktu yang kubuang hanya untuk berusaha menghubungimu?!"

Kini gadis bernama Lalisa tersebut malah menggerakkan tubuhnya kesana kemari diatas tubuh Rosé, tak peduli dengan bagaimana kondisi sang sahabat disana. Tetapi untuk menjawab pertanyaan dari Lisa, Rosé tak mengucapkan satu katapun melainkan hanya berdehem panjang.

"Yah, jawablah pertanyaanku dengan benar. Tumben sekali kau tidak hadir kuliah, memangnya tidak ingin melihat kekasihmu saat belajar dikelas lagi?" Tanya Lisa. Gadis itu tidak tahu menahu mengenai alasan sebenarnya mengapa Rosé tidak hadir--yang dimana biasanya, Rosé paling antusias kala dapat berada bersama dalam satu lingkup kampus yang sama dengan Jimin.

CRAZY OVER YOU [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang