Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vomment, beb😍
◎❀◎
"Kau itu pria normal atau bukan, sih?" Jimin menolehkan kepalanya ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut sang gadis.
Sebelumnya, ketika Rosé bertanya demikian, Jimin sempat terdiam sebentar sebelum kemudian segera menarik diri menjauh dari sang gadis. Tidak ingin dirinya lepas kendali akibat perkataan Rosé yang seakan tengah menggodanya.
Ia menatap Rosé yang kini berada di ujung sofa, sementara Jimin kini juga duduk pada ujung sofa pula. Membuat keduanya saat ini berada pada jarak yang begitu jauh, berbeda dengan kedekatan yang terjadi beberapa menit lalu. "Tentu saja aku pria normal, apa maksudmu bertanya begitu?"
"Lalu kenapa pria normal sepertimu bisa-bisanya menolak wanita secantik diriku, huh?" Rosé mengibaskan rambut pirangnya. Bermaksud menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi paras cantiknya, agar Jimin dapat dengan jelas melihat wajahnya. "Aku hanya tidak menyukaimu, apa itu masalah besar?"
Tentu saja itu masalah besar, Park Jimin! Rosé ingin sekali rasanya berteriak tepat di depan wajah pria itu, mengatakan kalau ia sangatlah menyukai Jimin. Menyukai pria yang mengaku sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita rupawan bernama Roséanne Park.
Tapi, saat ini ia tengah berlaga bersikap anggun dihadapan Jimin. Kalau saja ia sampai melakukan hal itu, bisa-bisa sikap itu hilang seketika. Rosé menghembuskan nafas pelan. "Baiklah, bagaimana kalau kita membuktikannya?"
Usulan dari Rosé itu membuat Jimin mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa maksud dari membuktikan itu. Rosé mengatakan kalau ia akan melakukan beberapa pose hingga akhirnya Jimin menunjukkan ketertarikannya.
Ide cemerlang yang justru tidak disetujui oleh Jimin itu membuat sang pria segera bangkit dan hendak pergi dari ruangan itu, namun Rosé segera menarik tangan Jimin dan membuatnya kembali duduk. "Ayolah, aku hanya ingin memastikan kalau kau itu sebenarnya tertarik padaku namun tidak pernah ingin mengakuinya."
Akhirnya pun, Jimin menuruti saja perkataan Rosé. Tidak ada gunanya ia terus menerus menghindar dan menolak. Sebab, Jimin tahu kalau Rosé itu adalah seorang pemaksa dan tidak akan berhenti memaksanya sampai gadis itu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Lantas ia menaruh perhatiannya penuh pada atensi Rosé sembari menyidekapkan tangannya didepan dada, memperhatikan Rosé yang sudah mulai memperagakan beberapa pose menggoda andalannya. Kalian tahu bukan kalau Rosé adalah model? Dengan pekerjaannya sebagai model, seharusnya untuk menaklukkan Jimin bukanlah masalah besar baginya.
Apalagi ia tahu betul bahwa banyak orang diluar sana--terutama para lelaki mengagumi serta tak hentinya melontarkan pujian tatkala melihat beberapa tempat ataupun produk yang menggunakan dirinya sebagai sampulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
Fiksi PenggemarJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tida...