"Huh, Roséanne. Lain kali aku tidak akan mengizinkanmu untuk minum-minum di Apartementku lagi. Kau sangat merepotkan." Lisa menggerutu kesal sembari memapah tubuh sahabatnya memasuki lift gedung Apartement milik gadis Park tersebut. Tadi, Rosé mengatakan ingin menceritakan kejadian yang terjadi di pagi harinya.
Akhirnya pun, Lisa mempersilahkan Rosé untuk menjadikan Apartement-nya sebagai tempat untuk sesi curhat Rosé kali ini, merelakan waktu bersamanya dengan Jungkook demi sahabat sejak sekolah dasarnya itu. Rosé sebenarnya bukan seseorang yang hobi meminum alkohol, tetapi gadis itu mengatakan jika ia merasa alkohol dapat menenangkan dirinya dari pagi harinya yang buruk setelah dibuat kesal sebab ditinggal oleh Jimin.
Sementara Jimin, ia tidak merasa bersalah ataupun memiliki niatan untuk meminta maaf akibat telah meninggalkan Rosé. Pria itu tidak peduli sama sekali. Saat akhirnya lift tersebut berhenti pada lantai dimana Apartement milik Rosé berada, Lisa melihat Jimin yang baru saja keluar dari Apartement pria itu.
"Yah, Jimin!"
Jimin menoleh setelah mendengar seseorang memanggilnya, ia melihat Lisa yang tengah kesusahan membawa tubuh Rosé yang terlihat kehilangan kesadarannya akibat mabuk. Lisa mengisyaratkan untuk Jimin mendekatinya, yang ajaibnya, Jimin menuruti isyarat itu kemudian menghampiri Lisa.
Begitu Jimin telah berada dihadapannya, Lisa menyerahkan Rosé begitu saja pada Jimin yang lalu membuat Jimin membulatkan matanya. "Ini salahmu, kalau kau tidak menghancurkan paginya, ia tidak akan mabuk seperti ini." Ujar Lisa sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan keduanya di depan lift.
"Yak, Lalisa!" Jimin hendak mencegah kepergian Lisa, namun gadis yang merupakan kekasih dari sahabatnya itu melangkah cepat sekali seakan tidak memberikan Jimin kesempatan untuk membantah ataupun menolak.
Rosé membuka matanya perlahan, ketika ia menemukan Jimin yang kini tengah memeluk tubuhnya, seketika senyuman pada wajah cantik itu terbit. "Jimin-ssi." Gumamnya sembari berjinjit untuk dapat melihat wajah Jimin lebih dekat.
Jari-jemari lentik sang gadis bergerak menyusuri pipi hingga garis rahangnya, berusaha meyakinkan jika yang berada dihadapannya kini adalah Park Jimin. "Kau.. benar-benar Park Jimin, kan?"
Jimin menunduk untuk melihat wajah Rosé yang kini berjarak begitu dekat dengan wajahnya, hingga ia dapat mencium bau alkohol dari nafas gadis bermarga Park tersebut. Pada detik awal, Jimin terbius akan kecantikan yang dimiliki oleh Rosé, namun kala jari tersebut kini malah menarik pipinya Jimin kembali tersadar.
"Oh, ini benar-benar Park Jimin hehe. Pria yang tadi pagi meninggalkanku, kan?" Kendati Rosé masih merasa kesal pada Jimin, gadis itu malah mengabaikan rasa kesalnya kemudian mengusakkan wajahnya pada dada bidang Jimin, menghirup wangi maskulin yang sejak saat itu menjadi kesukaannya.
Jimin berdecak, kemudian pria itu melepas paksa Rosé yang masih memeluk tubuhnya. Ia tidak ingin membuang-buang waktunya untuk meladeni Rosé yang tengah mabuk saat ini, Jimin pun lantas membawa Rosé menuju Apartement gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
FanfictionJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tidak sei...