"Jimin-ssi!"
Gadis itu nampak berlari cepat menyusul Jimin yang sama sekali tidak menghentikan langkahnya untuk sekadar menjawab ataupun menanyakan apa maksud Rosé memanggil namanya.
"Jimin, berhenti!"
Rosé berteriak, ia tidak peduli jika suaranya membuat orang-orang disekitarnya menatapnya dengan tatapan heran serta bingung, toh, wajahnya tidak terlihat ini. Ia menuruni setiap anak tangga kampusnya, dan berhasil menghentikan langkah pria itu ketika sampai pada anak tangga terakhir. "Apa?"
"Tunggu sebentar, aku ingin berbicara denganmu." Jimin menghadapkan tubuhnya ke arah Rosé, pertanda ia akan mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu. Setelah ia selesai mengatur nafasnya, Rosé berkata. "Aku ingin membalas budi."
Jimin menaikkan sebelah alisnya, nampak tidak mengerti, "Balas budi?"
Rosé mengangguk, "Ya. Balas budi, karena kau telah membiarkan aku menginap di Apartement mu kemarin malam sekaligus tanda terimakasih atas sarapan yang dibawakan Eomonim." Dibalik masker yang dipakainya, Rosé diam-diam mengulum sebuah senyuman.
Balas budi yang Rosé katakan tentunya memiliki maksud tertentu juga sebuah rencana yang sudah Rosé pikirkan dan ia sangat yakin jika Jimin akan menerimanya, memanfaatkan kebaikan Jimin--yang sebenarnya dilakukan pria itu dengan terpaksa, Rosé mencoba untuk bisa mendapatkan waktu lebih banyak bersama Jimin.
"Aku tidak butuh balas budimu, aku melakukannya tidak mengharapkan balasan apapun. Lagipula sebenarnya aku juga terpaksa." Rosé segera kembali menghentikan Jimin yang hendak pergi dari hadapannya. Tidak boleh seperti ini, Jimin harus menerima penawarannya.
"Aku hanya ingin membalas kebaikanmu. Tidak baik menolak kebaikan dari orang lain, lho."
"Aku bilang tidak mau, kau ini kenapa senang sekali memaksa sih?" Ujar Jimin lalu kembali ingin melangkah namun tiba-tiba Rosé menghadang jalannya dengan berdiri dihadapannya sembari merentangkan tangannya.
"Aku memang pemaksa. Sekarang, aku memberimu pilihan, terima balas budiku atau aku akan berteriak memberitahu semua orang kalau kita menjalin sebuah hubungan, dan perlu kau tahu kalau aku tidak peduli jika orang-orang mengetahui bahwa ini aku. Bagaimana?"
Jimin menghela nafas kasar, rasanya menyebalkan sekali jika ia sudah diberikan pilihan seperti ini. Kedua pilihan tersebut sama-sama memiliki resiko yang merugikan dirinya jika Jimin memilih salah satunya. Jika boleh, Jimin ingin memilih 'atau' saja sebagai pilihan yang diajukan oleh gadis aneh dihadapannya.
Ia sangat tahu kalau opsi kedua sangatlah beresiko, yang kemudian nanti bisa saja dapat menyeretnya menuju ke sebuah skandal dengan Roséanne Park yang merupakan seorang model yang namanya sudah tak asing lagi di telinga para penghuni negara ginseng ini.
"Baiklah, aku terima balas budimu."
°°°
Sebelum Rosé akan melakukan acara balas budi-nya itu, sang gadis mengajak Jimin untuk menemaninya melakukan pemotretan terlebih dahulu untuk cover majalah ternama di Korea. Jimin hanya bisa menurut, mengikuti apa yang Rosé katakan sebab ia tidak ingin membuat masalahnya menjadi lebih panjang dan lebih rumit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
FanfictionJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tidak sei...