Rosé mematikan mesin mobil miliknya ketika ia telah sampai di basement Apartement barunya, ia tidak sabar untuk melihat Apartement baru yang Yeri carikan untuknya. Selama ini, Yeri lah yang selalu mengurus hal seperti ini dan Rosé sangat suka dengan setiap pilihan yang Yeri pilihkan untuknya.
Katanya, Yeri mendapatkan Apartement bernomorkan 1311, dan pada lantai dimana Apartement-nya berada hanya terdapat dua Apartement. Miliknya dan satu tetangganya.
Ia hanya bisa berharap jika tetangga Apartement-nya bukanlah salah seorang penggemarnya. Ia tidak begitu suka, apalagi jika penggemar itu terlalu fanatik, tentunya Rosé akan meminta Yeri untuk mencarikannya Apartement lain.
Rosé melangkah keluar ketika lift yang membawanya menuju lantai dua puluh empat telah berhenti dan juga dengan pintunya yang telah terbuka lebar. Begitu ia keluar, ia langsung mendapati Apartement miliknya. Rasa lelah membuat Rosé cepat melangkah dan memasuk kan kombinasi password yang sudah Yeri beri tahu pula.
Tapi, tunggu. Kenapa password yang ia masukkan salah? Rasanya Rosé tidak salah dengar saat Yeri memberitahu berapa angka password Apartement-nya. Rosé terus mencoba kembali memasukkan kombinasi angka tersebut, tapi tetap saja, pintu Apartement tersebut tidak juga terbuka.
Ia sudah mencoba untuk mengetik dengan perlahan hingga semakin lama dirinya tidak lagi memiliki kesabaran. Rosé menendang pintu itu sembari menggerutu kesal. "Yaa pintu! Terbuka lah! Atau aku akan menghancurkanmu dengan high heels sepuluh juta won-ku ini eoh?!"
Percuma, mana bisa perintahnya itu dituruti oleh pintu yang merupakan sebuah benda mati. Rosé lelah, akhirnya ia pun meraih ponsel pada tas miliknya. Mencari kontak sang manajer.
Kala dirinya tengah menunggu panggilan itu diangkat oleh Yeri, pintu terbuka dan penciumannya menangkap harum maskulin yang bercampur dengan aroma mint yang begitu menyegarkan.
Sambungan telfon yang telah diangkat Yeri di sebrang sana diabaikan oleh Rosé kala matanya mendapati seorang pria yang tak sengaja bertemu dengannya beberapa hari lalu.
Dalam balutan kaus hitam beserta rambutnya yang terlihat lembab, netra hitam legam itu kembali menatap padanya. Hal seperti itu saja sudah bisa membuat Rosé bungkam dalam keterpesonaan.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Suara dengan nada dingin itu lagi, Rosé segera tersadar dari keterpesonaannya terhadap pria tersebut. Kembali mengingat apa tujuannya disini. "Tunggu, bukankah harusnya aku yang bertanya begitu padamu Tuan? Apa yang kau lakukan di dalam Apartement-ku? Bagaimana bisa kau berada di sini?"
Jimin mendesah pelan, membawa kedua tangannya untuk bersidekap. "Yang kau maksud Apartement-mu itu adalah Apartement milikku, Nona. Kau salah paham." Jawaban itu tidak menghentikan Rosé untuk kembali bersuara, memang pada dasarnya gadis itu sangat keras kepala. Ia tidak akan menyerah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
Fiksi PenggemarJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tidak sei...