chapter ─ 23

3.1K 412 146
                                    

"Secepatnya, bu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Secepatnya, bu."

Kalau kalian mengira satu kalimat berisi dua kata itu adalah jawaban yang Jimin berikan untuk pertanyaan Nyonya Park, ya, kalian benar. Tidak usah dipertanyakan lagi bagaimana ekspresi Rosé saat Jimin mengatakannya, ia sangat terkejut tatkala mendengarnya. Bahkan Rosé nyaris saja terjatuh dari kursinya.

Ah, tapi tidak. Tidak boleh berharap terlalu tinggi. Rosé yakin kalau Jimin mengatakannya hanya karena tidak ingin terus menerus membuat Ibunya menanyakan lebih banyak hal lain pada dirinya. Bukan karena ia serius pada ucapannya.

Namun Jimin tidak tahu kalau dampak dari jawaban yang ia berikan pada Ibu dari tetangganya itu akan membuatnya terkurung didalam satu kamar bersama seseorang. Seseorang yang sama tidur bersamanya kemarin malam. Begitupun Rosé, ia tidak bisa menolak maupun menghindar karena sepertinya Nyonya Park setia mengawasi mereka diluar sana.

Karena kesimpulan yang diambilnya sendiri, Nyonya Park berusaha membuat sepasang kekasih yang tengah bertengkar itu untuk akur dengan mengurungnya didalam satu ruangan. Tidak diperbolehkan untuk keluar sebelum akhirnya berbaikan dan kembali akur.

Nyonya Park benar bukan? Sepasang kekasih yang akan menikah dalam waktu dekat ini tidak boleh bertengkar dan saling mendiami untuk waktu yang terlalu lama. Sebenarnya menurut Rosé apa yang dilakukan ibunya terlalu berlebihan. Mendatangi lalu melamarnya saja Jimin belum melakukannya, bagaimana bisa mereka menikah?

Tidak. Bagaimana bisa melamar kalau Jimin saja tidak pernah menyatakan cintanya pada Rosé? Yah.. Rosé saja tidak tahu bagaimana sebenarnya perasaan pria itu terhadapnya. Sepertinya hari dimana Jimin akan mengatakan jika ia mencintainya saja Rosé tidak yakin kalau hari itu akan datang.

Perlakuan Jimin yang terasa sangat manis padanya selama ini masih terasa begitu abu-abu. Samar dan tidak jelas apa maksud tujuannya.

"Mungkin saja ia hanya ingin mempermainkanmu."

Seolah menjawab seluruh pertanyaan dibenaknya, suara itu datang tiba-tiba entah dari mana asalnya. Namun suara itu seakan dapat terdengar tepat pada telinganya. Membisikkan sebuah kalimat yang sebenarnya sangat membuat Rosé dapat merasakan kepedihan dan kekecewaan setelahnya.

Tapi, bukankah hal itu benar? Sepertinya Jimin memang hanya sedang mempermainkan dirinya. Ia tahu Jimin tak pernah menyukainya, lalu kenapa pria itu terlihat begitu sering melakukan sesuatu seperti saling melumat bibir dengannya?

Ah, benar.. Jimin menyukai bagaimana saat ketika kedua belah bibir mereka bertemu. Ya, hanya itu yang Jimin sukai. Jadi, tidak mungkin pria itu melakukannya karena didasarkan rasa suka ataupun cinta terhadapnya.

Namun meski begitu, Rosé tidak dapat menepis debaran jantungnya yang masih berdetak sama seperti saat ia tidak peduli terhadap segala penuturan Jimin yang menyakitkan, sebelum Jimin akhirnya mematahkan harapannya untuk bisa membuat pria itu akhirnya luluh dan ia miliki.

CRAZY OVER YOU [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang