chapter ─ 25

3.3K 403 130
                                    

Jimin menutup pintu dibelakangnya dengan begitu perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun ketika ia menemukan kehadiran seorang gadis di apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin menutup pintu dibelakangnya dengan begitu perlahan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun ketika ia menemukan kehadiran seorang gadis di apartemennya. Matanya tak lepas menatap gadis yang merupakan kekasihnya itu, seraya menyunggingkan seulas senyuman tipis pada bibir penuhnya.

Ah, jadi begini rasanya memiliki seseorang yang dicintai. Hanya dengan melihat presensi gadis berambut pirang itu dari arah belakang saja sudah dapat membuat Jimin tersenyum tanpa sebab dengan begitu mudahnya.

Tidak merasa kesal karena gadis itu memasuki apartemennya begitu saja, Jimin justru senang melihat Rosé yang tengah berkutat dengan beberapa buah stroberi dan selai coklat di dapurnya.

Jimin berjalan menghampiri Rosé, lantas melingkarkan kedua lengannya pada pinggang si gadis serta menopang dagu pada bahunya. "Apa yang kau lakukan malam-malam begini di apartemenku, hm?"

"Aku membawakanmu stroberi, kau harus mencobanya." Tanpa merasa terganggu dengan pelukan erat Jimin pada pinggangnya, Rosé mencelupkan buah itu ke dalam selai coklat kemudian mendekatkannya pada bibir si pria, menyuruhnya untuk membuka lebar mulutnya lalu memakannya.

Dengan senang hati Jimin membuka lebar-lebar mulutnya dan menerima stroberi berlapis selai coklat yang Rosé berikan padanya. Namun sesaat setelah ia mengunyah dan merasakannya, kerutan pada dahinya muncul akibat rasa asam pada buah beri tersebut.

Meskipun sudah diberi coklat pada setengah bagian buah itu, entah mengapa rasa asamnya masih saja tetap terasa.

Rosé membalikkan tubuhnya, menghadap tepat mengarah pada Jimin dibelakangnya. Melihat raut wajah yang Jimin tunjukkan setelah memakan stroberi pemberiannya, gadis itu tertawa kecil. "Rasanya enak, bukan?"

Ingin menjawab tidak, entah mengapa rasanya begitu sulit untuk Jimin ucapkan. Semenjak beberapa hari yang lalu keduanya resmi menjadi sepasang kekasih kembali, Jimin rasanya tidak tega dan tidak sanggup membuat gadisnya sedih karena ucapannya yang kadang terlewat menyakitkan.

Maka dari itu Jimin hanya mengangguk pasrah meskipun raut wajahnya masih terlihat masam karenanya. Rosé tersenyum senang mendapat jawaban dari Jimin, padahal ia tahu kalau buah yang ia bawa itu rasanya tidak manis dan asam, tapi ia tidak mengira kalau Jimin akan menganggukkan kepalanya pertanda bahwa pria itu setuju kalau rasanya memanglah enak.

Aih.. Jimin-nya begitu manis. Pria itu rela menahan diri ketika ia menyuruhnya untuk kembali memakan buah stroberi tersebut tanpa menolak sekalipun, Jimin juga sangat menghargainya yang sudah mau datang di malam hari hanya untuk memberikan kekasihnya makanan.

Kembali melihat raut masam pada wajah Jimin ketika mengunyah buah pemberiannya, Rosé tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Menurutnya, ekspresi konyol yang Jimin tunjukkan saat ini sangatlah lucu dan menggemaskan. Sebab selama ini Jimin hanya selalu memasang ekspresi datar, seakan pria itu tak memiliki ekspresi yang lain selain itu.

CRAZY OVER YOU [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang