Kelopak mata sang pria mengerjap-ngerjap pelan, berusaha menyesuaikan dengan lampu yang langsung menyorot begitu ia berhasil membuka mata. Setelah sadar sepenuhnya, bola mata pria itu berputar melirik ke sekeliling ruangan yang kini ditempatinya.
Pertanyaan tentang dimana ia berada saat ini, segera muncul dipikirannya. Melihat kamar yang memiliki desain feminim dan tak asing baginya, Jimin buru-buru bangkit dari posisi berbaringnya. "Bagaimana bisa aku tertidur di tempat ini?"
Bukankah semalam ia tengah berada di klub malam bersama Jungkook dan Taehyung? Tapi kenapa paginya ia malah terbangun di kamar Rosé?
Jimin merangkak turun dari atas ranjang, diam-diam ia membuang nafas lega mengetahui Rosé saat ini tidak sedang berada dikamarnya. Ini adalah hal yang paling memalukan. Jimin tidak tahu bagaimana ia bisa berakhir tertidur diatas ranjang milik Rosé. Apakah semalam ia yang datang sendiri dan memaksa untuk masuk ke dalam apartemen gadis itu?
Jika iya, entah Jimin harus bersikap seperti apa dihadapan Rosé saat bertemu dengannya nanti. Harga dirinya sudah menghilang begitu saja hanya karena perilaku memalukan yang dilakukannya saat ia mabuk dibawah pengaruh alkohol.
"Kau pikir kemana kau akan pergi, Jimin-ssi?" Seketika pergerakannya yang hendak memutar kenop pintu kamar terhenti, membeku karena mendengar suara dari seseorang yang begitu dikenalnya. Melihat tatapan tak bersahabat yang Rosé berikan padanya, Jimin semakin gugup dibuatnya. "R-rosé, aku.."
Ucapannya terputus kala ia mendongakkan kepalanya. Lantas mendapati Rosé yang berdiri tepat dihadapannya yang entah sejak kapan seraya menyilangkan tangan didepan dada. Ia tak bisa mengontrol detakan jantung yang mulai berdetak kencang tatkala dihadapkan dengan Rosé dalam jarak sedekat ini.
Sudah berkali-kali Jimin merasakan hal seperti ini saat berada dekat dengan gadis itu, belakangan ini ia selalu merasakannya. Jantung yang berdetak cepat serta rasa senang yang membuncah selalu dirasakannya, dan Jimin sangat menikmati perasaan tersebut kala berada dekat dengan Rosé.
Mendapati Jimin yang sepertinya tidak mau membuka suara, Rosé lebih dulu memulainya. "Apa maksud dari perkataanmu semalam, huh?" Namun bukannya menjawab, Jimin malah mengerutkan dahinya. Tidak mengerti dengan yang dimaksudkan gadis dihadapannya. Perkataan yang mana?
Ekspresi bingung yang Jimin tunjukkan, membuat Rosé merasa kecewa. Sepertinya apa yang Jimin katakan semalam tidaklah benar. Air mata yang sempat mengalir dari mata pria itu bukan disebabkan karena ketakutan Jimin yang tidak ingin kehilangannya.
Rosé sadar, dirinya.. terlalu banyak berharap. Jadi, tidak benar bukan kalau Jimin mulai memiliki perasaan suka terhadapnya?
"Apa yang semalam aku katakan?" Suara itu menyadarkan Rosé dari segala pemikiran yang menyakitinya. Jimin menatapnya dengan tatapan penuh keingin tahuan akan kejadian kemarin malam. Namun Rosé tak menjawab pertanyaan itu, melainkan mengalihkan pandangannya. "Tidak usah dibahas, lupakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY OVER YOU [✔]
FanfictionJatuh cinta. Tak seorang pun bisa memprediksi kapan dan dengan siapa kita jatuh cinta. Termasuk Rosé. Dia tidak pernah mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada pria yang tinggal di samping apartemennya. Padahal pertemuan pertama mereka tidak sei...