40. How Dare You?✨

1K 132 78
                                    

Double up












.












Rheksa nggak akan protes saat dunia ngeledek dia dengan kata bucin. Karena itu bener total. Dia pengen banget protes sama dosennya yang doyan ngadain kelas siang. Kan jadi nggak bisa bareng Heksa di kampus :(

"Heksa kemana Lix?" tanya Rheksa ke Felix yang setau dia punya jobdesc sama kayak si pacar. Mungkin cowok mungil itu tau.

Yang ditanyain malah mengerutkan dahinya bingung, "Hari ini dia sama gue terus sih, tapi pas bubaran tadi dia bareng Han di pos regis."

"Yaudah deh. Thanks."

Cowok itu menyibak rambut depannya ke belakang lalu pergi dari ruang UKM. Kaki jenjangnya dibawa ke pos regis, nggak sabar pengen ketemu si manis kesayangannya.

Belum sampai tempat tujuan, langkahnya dicegat sama sosok cowok mungil dengan senyum lucu.

"Halo Kak Rheksa!"

"Iya."

"Mau kemana, Kak?"

"Cari Heksa," jawabnya singkat. Rheksa sempet mau melengos gitu aja, tapi dia baru inget kalo Ayen bukan mahasiswa sini. Itu tandanya dia sempet lewatin gerbang depan, tempat pos regis. Nggak ada salahnya untuk tanya ke Ayen. "Lo liat dia di depan?"

Ayen menggeleng polos. "Nggak tau. Akhir-akhir ini nggak pernah ketemu Kak Heksa. Aku kira dia sama Kak Chacha, kan kemarin Kak Chacha ke sini..."

Nggak ada salahnya menyeret Chacha, sepupunya, ke drama kecil ini. Begitu pikir Ayen.

Kalian nggak lupa kan, kalo Ayen sepupu Chandra? Itu berarti Ayen juga sepupu Chacha.

"Hah? Chacha siap––ohh cewek itu. Thanks."

Perubahan raut muka Rheksa tercetak jelas kalo cowok itu nahan marah.

Ayen berhasil. Kenapa nggak dari dulu aja dia begini? Toh ternyata segampang ini bikin keduanya ribut lagi.











***
























"

G-Gue di surga? Ya ampun ternyata malaikat jelek banget ya. Mana mirip Chandra lagi."

"Anjing lo." sabar Chandra tuh. "Jangan banyak ngomong dulu. Lo belum pulih."

Mata Heksa mengerling ke seisi ruangan serba putih tempatnya berbaring. Ternyata belum sampe surga, masih di rumah sakit. Kepalanya nggak sanggup mengingat apa yang terjadi sama dia.



"Lo tadi hampir mampus kelindes bus," terang Chandra akhirnya. "Harusnya lo cepet bangun bukannya pingsan. Lama amat lagi lo molor. Udah malem nih."

Omelan Chandra masih berlanjut. "Btw lo berat banget anjing. Terpaksa gue nyeret lo tadi ke pinggir jalan. Sori kalo sikut lo jadi lecet."

Heksa ngelirik sikunya yang diperban tebel. Bener aja ada obat merah dan darah yang tembus di sana. "Gue hampir dilindes bus beneran?"

"Iya lah bangsat, masa tayo!" Chandra berdecak malas sebelum akhirnya merunduk ke sohibnya yang masih terbaring di brankar, mengubah nada bicaranya jadi lebih serius. "Gue mau lo jujur sama gue, Sa."

"Apa?"




























"Lo hamil?"

































twins; hyunho✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang