42. Can I?✨⚠️

3.1K 133 23
                                    

Halo lagi!

.







Badan Heksa ngerasa aneh, nggak bisa digerakin. Kuda komedi putar yang tadinya dingin dan keras berubah empuk.

"Umhhh..." lenguhnya sambil terus nggerakin badan tapi malah makin sesek.

"Jangan pergi lagi sayang."

Bisikan lirih terdengar, seiring dengan dekapan yang kian erat. Heksa berniat meronta, tapi sisi lain dalam dirinya memilih untuk ngalah dan kembali nutup matanya. Nggak mau munafik, dia jelas kangen berat sama orang yang mangku dia ini.

Entah gimana Rheksa bisa nemuin dia di situ dan bawa dia ke mobil. Bahkan Rheksa belum sanggup nyetir, masih pengen pakai waktu yang dia punya untuk ngelepas kangen.

Puncak kepala Heksa basah dan badan Rheksa bergetar samar. Untuk pertama kalinya Rheksa nangis di depan Heksa. Empat tahun mereka pacaran, nggak pernah sekalipun Rheksa nangis karena pacarnya itu.

"Aku... Aku brengsek banget ya Sa?" ucapnya parau. Bahkan tangannya gemetar luar biasa padahal cuma ngusap pipi kanan Heksa yang pernah dia tampar kemarin. "Aku minta maaf. Maaf terlalu sering nyakitin kamu. Kasih aku kesempatan. Aku mau perbaiki semuanya. Jangan pergi lagi, please..."

Heksa ngedongak, ulas senyum manis ke sang dominan. "Jangan nangis. Aku kangen kamu, pengen liat muka ganteng kamu. Bukan muka sedih."

"Biarin. Coba hitung, udah berapa kali aku bikin kamu nangis?" pipi cowok itu ditangkup agar bisa liat muka manis kesayangannya dengan jelas di bawah remang-remang lampu mobil mereka. "Aku nangis bukan sedih. Aku cuma kangen kamu, Sa. Kangen banget..."

"Cium kalo kangen!"

Bibir keduanya menyatu dengan lembut, nggak ada nafsu di sana. Murni untuk menyalurkan rasa sayang dan kangen.

Heksa sempet kecewa tentunya. Sempet nyesek juga karena tadi. Tapi sayang dia lebih besar. Ego nggak penting untuk saat ini. Dia percaya Rheksa nggak akan begitu lagi. Gitulah Heksa, terlalu positive thinking sampai nggak sadar kalau itu justru sering jadi boomerang untuk dia.

"Tadi aku kira kamu asik main sama Chandra karena gabut," jujur Heksa.

"Gabut sementara pacarku dan anakku kedinginan di luar gini hm?" mata Heksa ditatap lembut. "Kenapa bisa kamu mikir gitu?"

"Ayen tadi"

"Jangan dengerin dia, sayang. Nggak kok, aku nggak gitu. Aku aja kalut mikirin kamu. Telponan buat nanyain kamu."

Tubuh mungil Heksa menyusup masuk lagi ke dekapan dominannya. Acuh sama fakta kalau mereka masih parkir di pinggir jalan deket pasar malam sekarang. Hujan juga masih mengguyur deras di luar.

"Jangan pergi lagi. Di luar dingin, Sa. Nggak baik buat kamu," puncak kepala Heksa dikecup lama. "Aku rumahmu. Stay with me until the end, my dear."

"Hu'um"

"Ohh iya, aku punya sesuatu buat kamu," tangan Rheksa meraih ke jok belakang, ngambil sebuah bungkusan untuk pacarnya yang isi beberapa bungkus benda warna pink.

"AAAA MAUUU!!! Aku lagi kepengen banget cutton candy T^T Makasihhh!! Kok bisa pas banget??"

Gemes banget. "Beneran? Mungkin karena kita terhubung. Makanya kamu jangan jauh dari aku."

Heksa nggak ngegubris celotehan Rheksa lagi, atensinya fokus ke cutton candy yang hampir setengahnya dia makan.

"Makannya pelan-pelan sayang. Masih banyak kok di belakang."

twins; hyunho✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang