Kamu sakit, kamu jatuh, kamu luka, kamu kecewa. Dunia kamu runtuh, kepercayaan hanya omong kosong. Kamu membenci awan putih yang bersinar dan matahari yang justru mentereng di atas kepala. Kamu membenci langit yang tidak pernah sampaikan empati pada kamu yang merasa cua.
Kamu sakit, kamu jatuh, kamu luka, kamu kecewa. Badai dahsyat datang, kamu bilang badai itu memporakporandakan segala yang kamu punya, kamu bilang tidak adil karena kamu seorang yang meringkuk sambil memeluk lara, lantas demikian kamu membenci orang-orang yang tak mengenal; sekadar berlalu-lalang; sekadar lewat tanpa tinggal; alasannya sederhana, mereka masih baik-baik saja dibandingkan kamu yang gulita.
Kamu sakit, kamu jatuh, kamu luka, kamu kecewa, lalu apa?
Kamu mungkin belum paham beberapa hal. Dunia terlalu luas untuk kamu kecam atau terima kemarahanmu yang malang. Dunia terlalu buta untuk kamu tuntut keadilan dan berontak atas nestapa yang kamu terima. Dunia terlalu tuli, kamu masih bersikeras berteriak di atas pita suaramu yang setipis nadi? Percuma. Kamu kehilangan, dunia tetap utuh dan ada.
...karena hanya kamu; hanya duniamu yang runtuh tanpa aba-aba.
06/02/21.
kapan, ya, terakhir aku update Perlina? sesuai judul buku, ternyata memang aku update Perlina cuman kalau lagi suntuk nyerempet mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERLINA
PoetryMaaf, sayap rumpangku lagi-lagi patah, derai-derai air mata luluh lantak, dan karang-karang kuatku kini seringkih sutra. Tetapi, inilah caraku untuk tetap hidup dan bertahan. Sebab, andai aku gagal membuat diriku terlihat, biar aksaraku yang mengab...