Gersang, menjadi usang, dan gelandang di tengah hingar-bingar
Ditadahi terik, membakar tiap inci pori yang penuh belukar
Bibirnya tersayat, peluh bercemar, dan ia hanya berujar; aku terdampar dan hidup kian kambang.14/12/19.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERLINA
PoesiaMaaf, sayap rumpangku lagi-lagi patah, derai-derai air mata luluh lantak, dan karang-karang kuatku kini seringkih sutra. Tetapi, inilah caraku untuk tetap hidup dan bertahan. Sebab, andai aku gagal membuat diriku terlihat, biar aksaraku yang mengab...
15. Tidak Tentu Arah
Gersang, menjadi usang, dan gelandang di tengah hingar-bingar
Ditadahi terik, membakar tiap inci pori yang penuh belukar
Bibirnya tersayat, peluh bercemar, dan ia hanya berujar; aku terdampar dan hidup kian kambang.14/12/19.