45. Lalu, apa?

56 3 8
                                    

Blokade embusan, tidak dapati udara hilir mudik basuh penghidu yang kian kerontang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blokade embusan, tidak dapati udara hilir mudik basuh penghidu yang kian kerontang. Menjelma ringkih dan merusak sendi-sendi, mengarati setiap inci, mengobrak-abrik kesadaran yang tersisa untuk terperosok jatuh lebih dalam. Sudah rusak, kian sekarat, kemudian rintih serupa dengih payah, berderit usang tak layak papah. Lagi-lagi hasrat puan telah temui pati, tidak bisa merambat aliri desah-desah napas yang kerap diludahi. Gugur kini tak berkesudahan, terpasung derita yang tak ayal buat daksa terengah-engah. Lalu, apa? Sejumput maaf tak cukup buat penguasa hentikan murka. Sekuntum bunga tak akan sanggup berikan kehidupan.

Kita sudah rata sebab tumpukan dosa.


[31/03/20]

Di mataku itu bunga baby breath. Bunga itu ngelambangin kehidupan, napas, asa, cinta.

Tertempel di dekat pergelangan tangan yang mana terdapat nadi.

Yang aku pikirin waktu nemu gambar itu:

Seseorang itu sekarat, bahkan bertahan pun dia perlu semacam penyambung kehidupan, seakan-akan jantung dan napas yang ngalir di paru-paru gak cukup. Penyambung itu dianalogikan sama tempelan bunga baby breath di pergelangan tangannya.

Yang kedua, aku pikir gambar ini semacam meminta pertolongan. Manusia yang seharusnya bisa saling menyambung napas kehidupan justru nggak peduli. Jadi, yang menderita mencoba menolong dirinya sendiri. Tempelan bunga itu seperti melambangkan pertahanan seseorang yang walaupun sekarat, masih tetap mencari cara untuk bertahan dan bernapas di tengah kemelut yang dia hadapi.

---------


Terima kasih buat yang berbagi pendapatnya tentang gambar di atas. Aku senang sekali ^^

Ini pertama kalinya aku nyisipin gambar di buku Perlina. Gambar di atas aku nemu di Pinterest, ya, dan aku edit sedikit pakai Picsart. Aku sisipkan gambar itu sebagai bentuk apresiasi karena sudah memberikanku inspirasi untuk membuat puisi di atas :)
Aku jadi mikir, kok kayaknya seru, ya, buat narasi/puisi berdasarkan gambar? Mungkin nggak semua gambar bisa aku dapat maknanya, tapi mungkin bisa aku simpan ide ini kalau Perlina sudah tamat hehehee. Tapi, Perlina ini kemungkinan akan aku biarkan sampai 100+ part, update juga menurut suasana hati :)

Tadi malam aku iseng nyebar gambar ini di snap IG (menggunakan fitur close friend) buat nanya apa yang pertama kali mereka pikirkan waktu lihat gambar di atas dan aku membagikan dari perspektifku.

Kalau dari perspektifmu, gambar itu menceritakan apa?

Jawab, ya, sedih aku kalau dicuekin hehehe ^^

PERLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang